Teknik Inseminasi Buatan
Teknik inseminasi buatan yang paling sering dilakukan adalah intrauterine insemination (IUI), yaitu memasukkan kateter berisi sperma yang sudah dicuci ke dalam uterus. Inseminasi juga dapat dilakukan ke dalam serviks uterus atau tuba Fallopi.[1,4,6]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien inseminasi buatan dimulai dengan konseling dan informed decision kepada pasangan suami istri, sehingga mendapatkan informed consent. Pemeriksaan sebelum prosedur dilakukan secara detail dan lengkap, termasuk mengevaluasi status fertilitas pasien dan mendokumentasikan seluruh prosedur.[1,6]
Persiapan Wanita
Persiapan pasien wanita dimulai dengan pemeriksaan kematangan sel telur, pasien perlu melakukan pemeriksaan kadar hormon dalam darah dan USG transvaginal. Prosedur inseminasi buatan akan dilakukan pada sekitar waktu ovulasi, yang secara tipikal terjadi pada 24─36 jam setelah puncak luteinizing hormone (LH).[1]
Walaupun IUI dapat dilakukan pada wanita tanpa stimulasi ovarium, tetapi controlled ovarian hyperstimulation (COH), terutama dengan gonadotropin dosis rendah, dapat meningkatkan keberhasilan prosedur. Akan tetapi, COH harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan awal yang ketat dan pemberian dosis individual, untuk mencegah komplikasi seperti kehamilan ganda dan ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS).[1,9]
Pada saat tindakan inseminasi buatan, pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan dilakukan, kemudian daerah vulva didisinfeksi.[6]
Persiapan Pria
Persiapan yang dilakukan pria adalah menyediakan cairan mani ke dalam suatu wadah steril. Kemudian di laboratorium, cairan mani akan dicuci untuk memisahkan sperma dari cairan seminal. Sebaiknya pria tidak melakukan koitus sejak 5 hari sebelum tindakan.[6]
Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain meja baring, instrumen inseminasi dalam keadaan steril, perlengkapan antiseptik, dan handscoen steril.[6]
Posisi Pasien
Posisi pasien wanita pada tindakan inseminasi buatan adalah litotomi, di mana pasien berada dalam posisi supinasi dengan fleksi panggul dan lutut, dan paha dalam posisi terbuka.[6]
Prosedural
Prosedural pada pasien wanita dimulai dengan memasukkan spekulum ke dalam vagina, hingga serviks tampak dari luar. Serviks diusap menggunakan kapas bersih, kemudian kateter kecil dimasukkan kedalam uterus melalui serviks. Sekitar 10% kasus inseminasi, kateter bisa sulit dimasukkan ke dalam uterus, sehingga mengakibatkan kram perut bagian bawah pasien.[6]
Sebuah uji klinis acak multisenter melaporkan bahwa ketidaknyamanan pasien selama prosedur IUI dikaitkan dengan penurunan angka kelahiran hidup.[5]
Setelah kateter berhasil masuk ke dalam uterus, kemudian sperma langsung dipompakan. Prosedur ini berlangsung hanya beberapa menit dan pasien mungkin merasa sedikit tidak nyaman.[6]
Prosedur Intracervical Insemination
Prosedur lain dari inseminasi buatan adalah dengan intracervical insemination (ICI), yang dilakukan dengan cara menempatkan semen pada serviks. Sampel semen yang digunakan tidak dicuci atau tidak diproses. Metaanalisis Cochrane menyimpulkan bahwa bukti masih terbatas untuk memilih antara IUI atau ICI.[3,6]
Follow Up
Sesudah pelaksanaan inseminasi buatan, pasien dapat langsung pulang ke rumah dan melakukan aktivitas seperti biasa. Tes kehamilan dapat dilakukan 2 minggu setelah tindakan inseminasi. Pada beberapa kasus, flek vagina dapat terjadi selama 1–2 hari setelah tindakan.[1]
Jika inseminasi buatan belum berhasil, maka tindakan ulang dapat disarankan hingga 3‒6 siklus. Pelaksanaan inseminasi buatan ulang dapat dilakukan kembali dalam 3–6 bulan ke depan untuk memperbesar kemungkinan hamil. Jika tetap tidak berhasil, maka dapat dipilih prosedur bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).[1]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini