Teknik Terapi Bicara pada Anak
Teknik terapi bicara pada anak dipilih berdasarkan kondisi medis yang dialami, yang dapat mencakup latihan persepsi, latihan produksi suara, latihan menelan, serta komunikasi dengan bahasa isyarat ataupun program komputer. Terapi bicara dapat dimulai pada usia yang berbeda-beda pada setiap anak, tergantung pada gangguan yang dialami. Hal terpenting adalah setiap gangguan dan keterlambatan dideteksi dan dilakukan intervensi sedini mungkin.[1-5]
Persiapan
Sebelum memulai terapi bicara, dokter perlu mengidentifikasi bentuk gangguan bicara dan bahasa pada pasien, serta apa kondisi medis yang mendasarinya. Setelah pemeriksaan menyeluruh dilakukan, selanjutnya perlu dibuat program terapi bicara yang bersifat individual untuk masing-masing pasien.[1-6,9-13]
Evaluasi Awal
Pada kunjungan pertama kali, perlu dilakukan penilaian menyeluruh terhadap gangguan yang dialami anak. Pemeriksaan ini meliputi wawancara riwayat medis, perkembangan (milestones), pemerolehan bahasa terutama pada anak bilingual, riwayat pendidikan, dan riwayat keluarga. Wawancara mengenai riwayat pasien ditanyakan pada orang tua pasien, guru, anak yang lebih tua, serta dapat juga ditanyakan langsung pada anak.[1-6,9-13]
Sesi Penilaian dan Observasi
Setelah mendapatkan informasi mengenai riwayat pada anak, akan dilakukan penilaian. Pada sesi penilaian ini, umumnya akan digunakan beberapa instrumen bantuan seperti mainan, buku, atau video untuk memancing anak untuk bicara dan mengeluarkan bahasa yang mampu digunakan anak. Pada sesi ini diperlukan observasi terhadap kemampuan bahasa dan bicara anak, perilaku, perhatian, memori, fungsi eksekutif, motorik, dan kemampuan sosial anak.[1-6,9-13]
Pemeriksaan Oromotor
Pemeriksaan oromotor dilakukan pada anak dengan kesulitan bicara. Pemeriksaan ini terdiri dari penilaian terhadap struktur anatomi oral seperti lidah dan palatum, serta menilai fungsi dan koordinasi motorik untuk mengeksklusi kelainan apraksia.
Pemeriksaan lain yaitu pemeriksaan fungsi menelan, yang dapat dilakukan dengan memberikan anak air dan beberapa makanan dengan tekstur makanan yang bervariasi. Pemeriksaan juga dapat menggunakan beberapa instrumen khusus yang bervariasi dalam menilai gangguan bahasa dan bicara yang dialami anak.[9,10,13]
Persiapan Orang Tua
Persiapan yang diperlukan dari segi orang tua yaitu, mendokumentasikan atau menulis keluhan yang dialami anak secara terinci. Pada anak dengan kecurigaan keterlambatan bahasa dan bicara, orang tua perlu mencatat informasi mengenai kata-kata yang anak ucapkan, bagaimana anak mengerti orang lain, dan orang tua juga perlu mencatat perkembangan apa saja yang sudah dicapai oleh anak.[9,10,13]
Peralatan
Beberapa peralatan yang mungkin diperlukan adalah:
- Buku, termasuk seperti buku bertema dan buku non-fiksi
- Mainan: Mainan yang digunakan memiliki karakteristik berbeda-beda dari segi berat, bentuk, bau, atau teksturpenggunaannya disesuaikan untuk terapi gangguan pada anak.
- Aplikasi digital sesuai dengan area yang menjadi fokus terapi.
- Kartu, seperti kartu yang berisi kosakata
Visual-aids, merupakan alat bantu secara visual yang ada dalam bentuk seperti grafik, gambar, atau poster. Alat bantu akan membantu anak untuk mengerti dan mengingat suatu bahasa.
Tongue depressors, berguna untuk menempatkan posisi lidah dan meningkatkan kemampuan bicara anak.
Nuk massagers. Alat ini digunakan untuk membantu koordinasi motorik oral, dan fungsi oral secara keseluruhan.
Speech therapy dual mirror: Satu sisi besarnya digunakan untuk melihat keseluruhan wajah dan sisi lainnya yang lebih kecil membantu untuk fokus pada bagian area mulut[9-12]
Prosedur
Intensitas dan lama terapi bicara bervariasi pada setiap anak bergantung pada sumber yang tersedia dan kebutuhan yang diperlukan anak. Beberapa faktor yang mempengaruhi lama terapi bicara pada anak:
- Tingkat keparahan gangguan bicara
- Jenis gangguan yang dialami
- Kondisi medis penyerta
- Frekuensi sesi terapi bicara yang dilakukan per minggu atau bulan
- Seberapa sering anak latihan terapi bicara di rumah
Secara garis besar, terapi bicara dilakukan dengan interaksi terfokus pada anak. Anak diminta melakukan kegiatan bermain sembari diberikan terapi sesuai masalah yang dialami. Terapi bisa dilakukan dengan membaca buku, bernyanyi, bermain bola, menari dan melompat, serta kegiatan menyenangkan lain.
Sebagai contoh, jika sesi bertujuan untuk menambah kosakata, anak bisa diajak membaca buku bergambar bersama, kemudian kata yang penting dilafalkan oleh terapis dengan penekanan dan dilakukan pengulangan. Tunjuk dan sebutkan nama objek, bicara pelan-pelan, tekankan kata-kata penting, ulangi kata-kata penting, serta gunakan kalimat sederhana dan pendek.[1-6,9-12,14]
Jenis Intervensi
Intervensi yang diberikan pada anak dengan gangguan bicara atau bahasa dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung, di lingkungan yang berbeda-beda seperti rumah, sekolah, atau fasilitas kesehatan. Intervensi dilakukan oleh terapis wicara yang disebut speech-language pathologist (SLP), atau bisa juga melalui perantara orang tua dan guru.
Intervensi langsung dapat dilakukan secara individual atau dalam sebuah kelompok, bergantung pada usia, kebutuhan anak yang memerlukan terapi, dan fasilitas yang tersedia. Pemberian intervensi dalam suatu kelompok memberi manfaat yaitu anak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan belajar dengan anak lainnya.
Pada intervensi tidak langsung, pendekatan terapi pada anak meliputi membangun lingkungan komunikatif yang optimal bagi anak dengan menciptakan interaksi antara anak dan orang tua yang positif.[1-6]
Sebagian intervensi melibatkan latihan perilaku spesifik, seperti speech sound, kosakata, dan struktur kalimat, yang disertai dengan pemberian reward seperti pujian. Pada anak yang lebih dewasa, latihan lebih ditekankan terhadap pendekatan yang lebih fungsional, yaitu anak diajarkan mengenai kemampuan yang paling bermanfaat pada periode usia saat itu. Pada anak yang memiliki motivasi yang kurang untuk komunikasi seperti pada anak dengan autisme dapat dilakukan pendekatan perilaku.[1-6,9-12]
Teknik Terapi Bicara
Terdapat beberapa teknik dalam terapi bicara. Setiap teknik yang digunakan bergantung pada kelainan yang diderita anak. Beberapa teknik yang digunakan pada terapi bicara antara lain:
- Latihan persepsi. Teknik ini dapat digunakan untuk membedakan antara suku kata dan suara.
- Latihan untuk memproduksi suara tertentu dan meningkatkan kelancaran bicara.
- Latihan untuk memperbaiki pernapasan, menelan, dan produksi suara.
- Membantu komunikasi menggunakan bahasa isyarat, communication-board, dan computer assisted speech.
- Mengimplementasikan latihan terapi secara rutin di rumah.
- Intervensi menggunakan media aplikasi komputerisasi[1-6]
Pemberian terapi pada anak dilakukan oleh speech and language pathologist (SLP), atau praktisi spesialis. Pada anak yang lebih kecil dapat melibatkan orang tua atau pengasuh anak. Hal ini akan memberikan lingkungan komunikasi yang lebih optimal dengan membangun interaksi anak dan orang tua yang positif. Hal ini tentunya memberikan dampak positif lain yaitu orang tua dapat memperhatikan perkembangan bicara dan bahasa anak selama di rumah.
Setiap teknik intervensi dan durasi terapi berbeda antara satu anak dengan lainnya, bergantung pada gangguan yang diderita anak. Contohnya yaitu pada anak dengan apraksia, terapi termasuk komponen pembelajaran motorik; lama sesi terapi yang direkomendasikan yaitu sebanyak 4 kali dalam seminggu; dengan bantuan latihan juga diberikan oleh keluarga dan orang yang berada di sekolah (guru).[1-6,9-12]
Follow Up
Follow up atau pemantauan hasil terapi dapat dilakukan setiap 3 bulan atau 6 bulan. Kemajuan dari kemampuan bicara dan bahasa dievaluasi oleh terapis yang melakukan terapi dan didiskusikan dengan dokter spesialis anak atau rehabilitasi medik yang merawat. Selanjutnya, hasil didiskusikan dengan orang tua, apakah frekuensi terapi akan ditambah, dikurangi, ataupun dilanjutkan.[1-6]