Indikasi Injeksi Intramuskuler
Indikasi injeksi intramuskuler adalah untuk administrasi obat yang tidak dapat diberikan melalui rute lain, misalnya pemberian vaksin influenza. Injeksi intramuskuler juga digunakan pada pasien-pasien yang mengalami kesulitan dengan pemberian obat melalui rute lain, misalnya pada pasien mual muntah yang tidak dapat mentoleransi obat oral atau jika akses intravena sulit didapatkan.[2,3-5,7]
Injeksi intramuskuler juga akan bermanfaat pada pasien yang tidak patuh, tidak kooperatif, atau enggan menerima obat melalui injeksi dengan rute lainnya. Contoh populasi ini adalah pasien schizophrenia atau dengan gangguan mental dan kognitif lain; serta pasien penyakit kronis yang memerlukan terapi jangka panjang seperti pada pasien tuberkulosis.[2,3]
Contoh Obat yang Diinjeksikan Secara Intramuskuler
Beberapa contoh obat yang dapat diberikan secara intramuskuler adalah:
- Antibiotik: penicillin G, streptomycin, dan ceftriaxone
- Hormon: kontrasepsi hormonal 1 bulan atau 3 bulan, testosteron
- Obat antipsikotik: olanzapine ziprasidone, haloperidol
- Vaksin: vaksin influenza, vaksin hepatitis A, vaksin hepatitis B, vaksin human papillomavirus (HPV), vaksin pneumokokus, vaksin tetanus
- Keperluan kosmetik: toksin botulinum tipe A (Botox)
- Lainnya: vitamin B12, epinefrin[2,3,4,7]