Edukasi Pasien Resusitasi Neonatus
Edukasi pasien mengenai tindakan resusitasi neonatus perlu dilakukan kepada orang tua dan keluarga, bahkan sebelum kelahiran. Informasi yang perlu disampaikan adalah penilaian faktor risiko ibu dan keadaan janin yang berhubungan dengan tingkat survival dan outcome pasca resusitasi.[10,22]
Keluarga, terutama orang tua, juga perlu diedukasi mengenai tindakan, kemungkinan outcome, dan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat resusitasi neonatus, termasuk kemungkinan terjadinya tindakan futile care. Bila saat perawatan antenatal terdeteksi bahwa janin memiliki kelainan kongenital dengan tingkat survival sangat kecil, maka orang tua harus diberitahukan bahwa tidak bisa dilakukan resusitasi neonatus. Cacat kongenital berat atau penyakit terminal memiliki prognosis buruk, sehingga perlu diskusi khusus mengenai keputusan di masa akhir hidupnya (end of life decision pada neonatus).[10,22]
Pada beberapa kondisi tertentu, seperti neonatus aterm yang mendadak memerlukan resusitasi, persetujuan terkait pelaksanaan tindakan tidak memungkinkan untuk dilakukan, namun keluarga berhak diinformasikan kegiatan resusitasi yang sedang berlangsung.[10,22]
Selain pertimbangan klinis, keputusan keluarga, terutama orang tua, terkait keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan tindakan resusitasi merupakan suatu hal yang penting. Namun, perlu untuk disampaikan bahwa resusitasi yang berjalan lama akan menurunkan kemungkinan kematian, tetapi akan memperbesar resiko kecacatan pada bayi.[10,22]