Pendahuluan Tes IQ
Tes intelligence quotient atau tes IQ adalah tes untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes ini umum dilakukan untuk menilai disabilitas intelektual (yang dahulu disebut retardasi mental), misalnya pada kasus sindrom Down. Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas individu untuk bertindak dengan tujuan, berpikir rasional, memecahkan masalah, dan menangani situasi lingkungan secara efektif.[1,2]
Skor tes IQ dapat menggambarkan kemampuan intelektual seseorang bila dibandingkan dengan sebayanya. Dalam hal ini, skor 100 menunjukkan kemampuan yang relatif sama dengan kemampuan yang diharapkan pada orang lain dengan usia yang sama.[3,4]
Skala yang umum digunakan untuk menilai IQ adalah skala Stanford Binet dan skala Wechsler. Skala Stanford Binet mengukur 5 faktor kognitif dan mengukur IQ dengan cara membandingkan usia mental dengan usia kronologis. Skala ini digunakan untuk anak dan remaja. Sementara itu, skala Wechsler terdiri dari 15 subtes untuk mengukur full-scale IQ dan 4 skor indeks. Skala Wechsler dapat digunakan untuk anak usia prasekolah, anak dan remaja usia sekolah, serta orang dewasa.
Tes IQ secara klinis digunakan untuk mengukur derajat disabilitas intelektual dan gangguan perkembangan. Tes ini juga sering digunakan untuk skrining pegawai, siswa, atau calon pejabat. Akan tetapi, hasil tes IQ sebenarnya tidak menunjukkan kemampuan kinerja nyata dari pasien dan nilainya bisa berubah seiring waktu.[2,5,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli