Pedoman Klinis USG Kepala dan Leher
Pedoman klinis pemeriksaan USG kepala dan leher berkaitan dengan pemahaman operator mengenai anatomi kepala-leher, terutama kelenjar tiroid, kelenjar saliva, dan kelenjar getah bening. Pemahaman meliputi anatomi normal, dan abnormal, seperti nodul tiroid dan kanker tiroid.
Sebelum pemeriksaan USG kepala dan leher pasien perlu memahami seluruh tahapan pemeriksaan mulai dari indikasi, persiapan, peralatan, prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil pemeriksaan, dan edukasi pasien.
Hal-hal penting yang perlu dipahami ketika melakukan pemeriksaan USG kepala dan leher antara lain:
- Indikasi pemeriksaan USG kepala dan leher adalah temuan kelainan pada daerah kepala dan leher. Selain itu, pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menilai kelainan pada kelenjar ludah, kelenjar getah bening, lesi kongenital, lesi massa lainnya, infeksi, dan organ endokrin (seperti pembesaran kelenjar tiroid)
- Pemeriksa harus mendapatkan informed consent dari pasien sebelum melakukan pemeriksaan
- Pemeriksaan USG kepala dan leher pada umumnya dilakukan pada pasien dengan posisi berbaring dan menggunakan probe array linear frekuensi tinggi
- Prosedur pemeriksaan bergantung pada lokasi lesi fokal atau organ yang diperiksa
- Dokumentasi yang memadai diperlukan untuk mendapatkan hasil interpretasi yang maksimal. Pemeriksa harus memiliki catatan permanen pemeriksaan USG dan interpretasinya
- Seluruh hasil pemeriksaan harus sesuai area yang diperiksa baik temuan normal dan abnormal harus tercatat
- Interpretasi resmi (laporan pemeriksaan) dari temuan pemeriksaan USG harus disertakan dalam rekam medis pasien[2,4,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli