Pendahuluan Tampon Hidung
Tampon hidung atau nasal tampon merupakan prosedur yang dilakukan dalam penatalaksanaan epistaksis sebagai salah satu upaya kontrol terhadap perdarahan. Tampon hidung memiliki efikasi mencapai 85% dalam tata laksana epistaksis. Tampon hidung diindikasikan pada perdarahan hidung anterior maupun posterior.[1-3]
Tindakan tampon hidung harus didahului dengan assessment yang baik terhadap airway, breathing, dan circulation. Hal ini diperlukan karena walaupun tidak sering, epistaksis dapat menjadi keadaan yang mengancam nyawa (red flag epistaksis). Lokasi perdarahan hidung, kecurigaan trauma, dan tanda hipovolemia harus dinilai sebelum melakukan tindakan tampon hidung.[3-5]
Secara umum, pemasangan tampon hidung dibedakan berdasarkan lokasi perdarahannya, yaitu tampon anterior dan tampon posterior. Tampon anterior dilakukan dengan memasukkan tampon melalui nostril atau nares. Tampon anterior dapat menggunakan bahan kapas atau kasa yang diberi vaselin maupun kasa rol (ribbon gauze) yang diletakkan berlapis-lapis dalam kavum nasi.
Tampon posterior dilakukan dengan memasukkan tampon hingga dapat menutupi koana. Tampon posterior dapat menggunakan bahan tampon Bellocq maupun kateter foley.[3,5]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli