Simposium Nutri Indonesia ke-19, yang diselenggarakan bersamaan dengan Simposium Nutrisi Internasional ke-11, berlangsung pada 27–28 Juli di Vertu Hotel...
Diskusi Dokter
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel
Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang
Simposium Nutri Indonesia ke-19, yang diselenggarakan bersamaan dengan Simposium Nutrisi Internasional ke-11, berlangsung pada 27–28 Juli di Vertu Hotel...
Simposium Nutri Indonesia ke-19, yang diselenggarakan bersamaan dengan Simposium Nutrisi Internasional ke-11, berlangsung pada 27–28 Juli di Vertu Hotel Jakarta. Dengan tema "Nutrition Advancement in Healthcare From Conception to Well-Aged Perfection: Unveiling Nutrition’s Impact", acara ini mempertemukan para praktisi kesehatan untuk membahas isu krusial anemia defisiensi besi (ADB) pada berbagai tahap kehidupan. Pada hari pertama, simposium ini melanjutkan tradisinya dalam memajukan ilmu nutrisi dengan sebuah lunch symposium yang disponsori oleh PT Sarihusada Generasi Mahardhika.
PT Sarihusada Generasi Mahardhika berkolaborasi dengan pemerintah untuk menurunkan kasus anemia defisiensi besi (ADB) dan berkomitmen pada berbagai inisiatif. Komitmen ini meliputi edukasi mengenai pola hidup sehat serta kontribusi dalam pengurangan anemia dan stunting, termasuk mendukung penelitian ilmiah terbaru untuk kedua isu tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga berkomitmen untuk berinovasi dalam menciptakan tambahan nutrisi harian yang mudah diakses, memperkuat peran mereka dalam memajukan kesehatan masyarakat.
Lunch symposium ini dimulai dengan presentasi yang informatif yang membahas topik "Iron Deficiency Anemia in a Woman's Life Cycle and Its Impact". Pembicara menjelaskan bahwa anemia pada kehamilan merupakan kondisi yang sering terjadi dan dapat mempengaruhi kesehatan ibu serta perkembangan janin. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, dan dibutuhkan cadangan besi tubuh yang memadai untuk mendukung kehamilan yang sehat, yaitu minimal 500 mg. Anemia selama kehamilan dapat mengakibatkan dampak serius pada janin, seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah, yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak di masa depan.
Beliau menguraikan bahwa asupan zat besi dari diet tidak dapat memenuhi kebutuhan pada trimester kedua kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perawatan pra-konsepsi dan memastikan kecukupan zat besi melalui suplemen. Pembicara menyoroti masalah yang dihadapi dalam program suplementasi zat besi di Indonesia, seperti rendahnya kesadaran tentang anemia, kunjungan antenatal yang rendah, dan defisiensi mikronutrien lainnya.
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Mohoh maaf.
Akibat banyaknya jumlah pertanyaan yang diterima, maka untuk saat ini kami tidak bisa menerima pertanyaan tambahan di website alomedika.com.
Untuk membuat pertanyaan, Anda dapat segera mendownload aplikasi Alomedika untuk chat gratis bersama lebih dari 100 dokter pilihan, 24 jam penuh dan waktu tunggu kurang dari 10 menit.