Alo docs! Izin sharing kasus yang saya temui dan mohon advis dari sejawat sekalian utamanya Dokter Sp.OG untuk kasus ini. Kemarin saat saya bertugas di...
Kapan Ibu Hamil Memerlukan Transfusi ? - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Kapan Ibu Hamil Memerlukan Transfusi ?
Alo docs! Izin sharing kasus yang saya temui dan mohon advis dari sejawat sekalian utamanya Dokter Sp.OG untuk kasus ini. Kemarin saat saya bertugas di puskesmas saya menemukan kasus seorang ibu hamil usia 26 tahun yang saat ini sedang mengandung anak pertama usia kehamilan 16/17 minggu. Pasien ini datang ke puskesmas untuk melakukan ANC di puskesmas tersebut. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan konjungtiva pasien anemis dan terkonfirmasi dalam pemeriksaan laboratorium bahwa Hb pasien 6.0. Saat itu pasien tidak merasakan keluhan layaknya penderita anemia dan ia merasa baik baik saja. Dari anamnesis pun tidak ada data yang menunjukkan penyebab anemia pada pasien ini seperti misalnya hemoroid atau flek pada kehamilan dan pasien mengatakan selalu mengonsumsi vitamin kehamilan yang diberikan oleh bidan dengan teratur. Saya kemudian memutuskan merujuk pasien ke rumah sakit dengan fasilitas Sp.OG agar dapat dilakukan USG dan penanganan lanjutan namun pasien dan keluarga sempat menolak karena merasa tubuhnya baik baik saja namun pada akhirnya pasien bersedia dirujuk. Yang ingin saya tanyakan kira-kira dalam kasus ini apa yang membuat pasien mengalami anemia sampai Hb = 6 dan apakah dalam kondisi ini pasien perlu MRS untuk transfusi ? Terimakasih..
Kasus yang dokter temui ini, sepertinya merupakan kasus yang mungkin bukan anemia pada umumnya pada ibu hamil. Memang kebanyakan ibu hamil di Indonesia disebabkan oleh anemia defisiensi besi. Namun ini biasanya Hb sekitar 8 sampai 10 dan ini biasanya memiliki nilai MCV yang masih kisaran 70 sampai 80 (normal sekitar 82 sampai 92, tergantung lab juga). Pada kondisi pasien seperti ini, maka perlu dipastikan dulu penyebab anemia dengan pemeriksaan lain seperti
1. Cek nilai MCV, MCH, dan MCHC
2. Bila memungkinkan, cek apus darah tepi sampai Hb elektroforesis
Kenapa saya sarankan cek ini dulu, karena Hb di bawah 7 pada pasien anemia, perlu dicari tahu dulu etiologinya, karena seringkali ini adalah proses penyakit kronik mungkin bisa karena Thalassemia, anemia aplastik, atau tuberkulosis. Sehingga kadang pasien tak merasakan apa-apa ya. Dan biasanya pada kasus kelainan darah, MCV di bawah 70 atau 60. Dan ini penanganannya berbeda ya dengan anemia defisiensi besi.
Biasanya pada kondisi kalau memang anemia akibat perdarahan atau Thalassemia, maka bila Hb di bawah 7, perlu ditransfusi darah dengan volume sesuai kebutuhan berat badan ibu dan target Hb. Hal ini perlu diatasi karena risiko anemia pada ibu hamil, bisa menyebabkan risiko IUGR, preeklampsia, HPP, kontraski preterm atau PPROM, dan kecerdasan janin yang rendah.
Berbeda bila ini diakibatkan oleh karena defisiensi zat besi ya. Maka transfusi bukan jalan pertama untuk penanganannya, tapi koreksi dulu status zat besi baik dengan oral atau injeksi iron sucrose.
Semoga membantu. Silakan TS lain menambahkan.
Terima kasih.
Alo dokter....
Izin masukan sedikit, Dok... Kalau untuk tatalaksana anemia pada ibu hamil, biasanya yang pertama dilakukan adalah apusan darah tepi terlebih dahulu, untuk mengetahui jenis anemia yang dialami. Apabila tidak tersedia, dapat dilakukan suplementasi Fe dan asam folat 3x selama 90 hari.
Namun pada kasus yang Dokter alami, Saya setuju untuk menyarankan ke Dokter Spesialis kandungan untuk penatalaksanaan lebih lanjut mengenai penyebab anemia dan juga untuk pertimbangan transfusi, karena memang biasanya untuk Hb dibawah 7, dan HCT kurang dari 20% memang sudah menjadi indikasi untuk dilakukan transfusi darah, untuk mencegah anemia berat. CMIIW
berdasarkan guideline who, indikasi melakukan transfusi pada Ibu hamil adalah:
- Hb <7 atau Hct <20%
- Hb >7 dengan gejala klinis: pusing, pandangan berkunang kunang atau takikardi (HR>100x/menit)
Untuk mengetahui penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan misalnya dengan menilai kadar MCV, MCH dan MCHC dan apusan darah tepi.
apabila hasilnya
Anemia mikrositik, kemungkinan penyebabnya:
- Anemia defisiensi besi
- Thalasemia
Anemia normositik:
- Perdarahan akut
Anemia makrositik:
- Defisiensi asam folat
-Defisiensi B12
Semoga membantu
cmiiw
😊
Kasus yang dokter temui ini, sepertinya merupakan kasus yang mungkin bukan anemia pada umumnya pada ibu hamil. Memang kebanyakan ibu hamil di Indonesia disebabkan oleh anemia defisiensi besi. Namun ini biasanya Hb sekitar 8 sampai 10 dan ini biasanya memiliki nilai MCV yang masih kisaran 70 sampai 80 (normal sekitar 82 sampai 92, tergantung lab juga). Pada kondisi pasien seperti ini, maka perlu dipastikan dulu penyebab anemia dengan pemeriksaan lain seperti
1. Cek nilai MCV, MCH, dan MCHC
2. Bila memungkinkan, cek apus darah tepi sampai Hb elektroforesis
Kenapa saya sarankan cek ini dulu, karena Hb di bawah 7 pada pasien anemia, perlu dicari tahu dulu etiologinya, karena seringkali ini adalah proses penyakit kronik mungkin bisa karena Thalassemia, anemia aplastik, atau tuberkulosis. Sehingga kadang pasien tak merasakan apa-apa ya. Dan biasanya pada kasus kelainan darah, MCV di bawah 70 atau 60. Dan ini penanganannya berbeda ya dengan anemia defisiensi besi.
Biasanya pada kondisi kalau memang anemia akibat perdarahan atau Thalassemia, maka bila Hb di bawah 7, perlu ditransfusi darah dengan volume sesuai kebutuhan berat badan ibu dan target Hb. Hal ini perlu diatasi karena risiko anemia pada ibu hamil, bisa menyebabkan risiko IUGR, preeklampsia, HPP, kontraski preterm atau PPROM, dan kecerdasan janin yang rendah.
Berbeda bila ini diakibatkan oleh karena defisiensi zat besi ya. Maka transfusi bukan jalan pertama untuk penanganannya, tapi koreksi dulu status zat besi baik dengan oral atau injeksi iron sucrose.
Semoga membantu. Silakan TS lain menambahkan.
Terima kasih.
Pasien tersebut bukan anemia pada kehamilan biasa. Sebaiknya dilakukan HDT dan Hb elektroforesis utk mengetahui penyebabnya. Tidak menutup kemungkinan diperlukan pemeriksaan autoimun juga karena data yg kita dapatkan saat ini hanya Hb. Tranfusi juga belum diperlukan saat ini kecuali terdapat perdarahan masif yang membuat pasien sampai dalam kondisi hipovolemik. Terima kasih
Secara umum patokan tranfusi
1. Hb < 7 g/dL: wajib transfusi
2. Hb 7-10 g/dL: transfusi bila disertai tanda2 dekompensasi, seperti sesak, takikardia, syok
3. Hb > 10 g/dL: tidak perlu transfusi
Sebelum transfusi sebaiknya mengambil sampel darah utk cek gambaran darah tepi dll utk evaluasi sebab anemia