Alo dokter!
Memang beberapa waktu belakangan muncul jurnal systematic review dan meta analysis yg menyatakan bahwa outcome yg didapatkan pada penanganan konservatif dan operatif pada kasus ruptur tendon Achilles tdk lah berbeda jauh, baik dari segi keuntungan maupun kerugian (komplikasi, ruptur berulang) dari msg msg pendekatannya. Dari segi statistik memang demikian, namun dari aplikasi klinis, pada penanganan secara operatif didapatkan keunggulan dimana waktu penyembuhan yg lbh cepat, lebih kuat dan rasa percaya diri yg lbh baik. 
Sementara penanganan konservatif yg sering dikerjakan oleh dokter bedah di UK memberikan hasil adanya pemanjangan kompeks tendon Achiles-gastrosoleus pada saat istirahat, sehingga tidak memiliki daya dorong yg kuat terutama pada saat naik turun tangga dan berlari.
Saya sendiri baru baru ini menangani kasus serupa, dimana terdapat ruptur total tendon Achilles dan melakukan repair tendon terbuka dan didapatkan hasil yg optimal tanpa komplikasi dan pasien lebih cepat kembali beraktivitas seperti sedia kala. 
Semoga bermanfaat! 

Alo Dokter. 
Utk penderita dgn ruptur Achilles total, disarankan utk tindakan operatif, apalagi utk mereka kalangan atlit, karena waktu recoverynya lbh cepat. Utk penderita dgn ruptur Achilles parsial, masih ada tempat utk tindakan konservatif dgn waktu recovery yg cukup lama. 

Pengalaman kerja di daerah perifer, sebenarnya tergantung kepatuhan penderita. Mobilisasi yg terburu2 krn ketidaksabaran penderita, malah menunjukkan hasil yg jelek, baik itu parsial maupun total yg telah dilakukan pembedahan. 

Semoga bermanfaat.  

Alo dokter Jonathan. Kasus ini cukup menarik dok, dari jurnal yang saya dapatkan 

Management of achilles tendon injury: A current concepts systematic review

Dikatakan bahwa belum ada studi yang dipublish yang menerangkan bahwa metode yang satu lebih baik dari metode yang lainnya
(antara metode operatif dan non operatif). 

Namun yang perlu di perhatikan bahwa angka kejadian ruptur ulangan (re-rupture) pada pasien dengan metode non operatif/conservatif jauh lebih besar. 

Selanjutnya didapatkan bahwa metode operatif berkaitan dengan waktu rehabilitasi yang lebih singkat dan lebih cepatnya kemungkinan pasien untuk kembali bekerja. 

Untuk kemungkinan lain seperti pertimbangan jenis rupture apakah total atau parcial, atau pertimbangan derajat rupture. Mohon maaf saya tidak memiliki referensi yang pasti.

Melihat kasus dokter dimana pasien merupakan seorang atlit pilihan metode operatif mungkin adalah pilihan terbaik. Terlebih jika memang hasil analisa dokter bedah/ orthopedi menganjurkan pilihan metode operatif. 

Terimakasih
CMIIW

selamat malam Dokter, kebetulan memang saya belum pernah bertemu dengan pasien ruptur tendon achiless, namun kasus yang dipaparkan cukup menarik ya Dok, saya sempat baca pada link berikut https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430844/ pada pasien dengan ruptur tendon maka terapi inisialnya adalah dengan Rest, Elevation Pain Control dan Functional Bracing, untuk penanganan dengan operasi tentu dengan pertimbangan kondisi dan kebutuhan pasiennya Dokter, disebutkan juga pasien dengan adanya kondisi medis yang menjadi komorbid dan adanya pola hidup sedentary sering direkomendasikan untuk nooperatif (namun tetap dengan pemberian penjelasan adanya kemungkinan reruptur (disebutkan kemungkinan re rupturnya 40% lebih tinggi dibandingkan dengan penanganan operasi) , proses penyembuhannya akan semakin lama). Menjadi catatan juga bahwa metode apapun yang dipilih sebagai terapinya, latihan menjadi salah satu terapi yang vital dilakukan, misal dengan berenang, bersepeda, jogging atau berjalan untuk meningkatkan kekuatan otot dan ROM nya Dokter. 

mungkin ada TS lain yang memiliki pengalaman untuk kasus ini, CMIIW