Penatalaksanaan suspek malaria yang menolak cek lab - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alodokter!Selamat malam dok, ijin share kasus laki-laki usia 51 thn datang dengan keluhan demam menggigil sejak 2 hari yang lalu disertai nyeri seluruh...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Penatalaksanaan suspek malaria yang menolak cek lab

    Dibalas 20 September 2019, 11:28

    Alodokter!

    Selamat malam dok, ijin share kasus laki-laki usia 51 thn datang dengan keluhan demam menggigil sejak 2 hari yang lalu disertai nyeri seluruh badan, batuk kering, pilek, nyeri perut, nyeri seluruh badan, dan sakit kepala. Pasien 2 hari belum BAB. Warna kencing dikatakan seperti teh. Pasien riwayat berlayar dari Sulawesi sebulan yang lalu. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit dahulu disangkal. Riwayat konsumsi obat disangkal.


    Dari pemeriksaan fisis,

    TD: 100/60 mmhg

    Suhu: 38.2

    RR: 26x/mnt

    Nadi: 130x/mnt

    Pasien tampak berkeringat masif, mata sklera dan konjungtiva normal, dari THT tidak ada kelainan, Thorax tidak ada kelainan, Abdomen Distensi (-), BU ( ) normal, perkusi redup di regio lumbar kanan dan terdapat nyeri tekan regio lumbar kanan, Ekstremitas dbn .


    Saya suspek pasien dengan Malaria dd Demam tifoid dan karena pasien akan berangkat berlayar lagi maka menolak untuk cek lab,

    Yang ingin saya tanyakan:

    1. Apakah boleh memulai terapi anti malaria pada pasien ini? Apa kira-kira diagnosis yang lebih sesuai untuk kasus ini dok?

    2. Jika kombinasi terapi malaria lini pertama tidak tersedia, apakah boleh menggunakan kombinasi Kina dan Klindamisin? 

    3. Berapa dosis yang tepat jika diberikan Kina sulfat dan klindamisin? Dan berapa lama diberikan?

    4. Dalam kondisi klindamisin juga tidak tersedia, alternatif apa yang dapat diberikan dok? 


    Mohon sharingnya dokter, atau mungkin ada panduan penatalaksanaan malaria terbaru boleh dishare dokter, terimakasih 🙏

20 September 2019, 11:19
Alo Dok,

Malaria gejalanya mirip sekali dgn demam tifoidx demam dengue atau lepotospirosis. Jadi memang baiknya tdk 'ditembak: tanpa pemeriksaan mikrospkopis atau RDT yg membuktikan diagnosa malaria. Penatalaksanaan nanti berdasarkan species parasitnya dok. 

Mengenai DHP rasanya sulit didapatkan jika bukan berada di daerah endemis tinggi, mgkn bisa koordinasi dgn Dinkes setempat dok krn yg lebih diutamakan adalah lini pertama. Tapi kalau tdk tersedia atau gagal dgn lini pertama boleh diberikan lini kedua :

Kina doksisiklin atau tetrasiklin primakuin utk fasiparum,
Kina primakuin utk vivax dan ovale

Ref: Permenkes no 5 tahun 2013 tentang tata laksana malaria.
19 September 2019, 07:33

Alo dokter,

Ijin nimbrung, pedoman terapi malaria saat ini kombinasi Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin . Dan dosis harus berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis plasmodium yang menginfeksi nya. 

sumber : http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/data/elibrary/bukusaku_malaria.pdf

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/malaria

 

semangat ya dokter.. di sana sering dapat pasien yang ... :)

19 September 2019, 22:41
Trimkasih sharingnya dokter, sangat bermanfaat 🙏
19 September 2019, 23:08
dr.Reagan Paulus Rintar Aruan, Sp.PD
dr.Reagan Paulus Rintar Aruan, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Masih terlalu luas siy kalau mau nembak obat..demam dan ikterik selain tifoid dan malaria.

Leptospirosis
Amebiasis hati
Abses hati
Bakterial sepsis
Hepatitis A sd E
DHF

Memang perlu di informed consent biar pihak medis tidak disalahkan.hingga kemungkinan terburuk.Jadi menurut saya tidak perlu "tembak obat" karena pasiennya sendiri tidak mau periksa lebih lanjut.
20 September 2019, 06:54
Terimakasih sharingnya dokter, sangat bermanfaat 🙏
Namun jika memang dilakukan cek lab dan benar malaria, namun kombinasi DHP Primakuin tidak tersedia, apakah boleh pasien diberika Kina sulfat clindamycin dokter? 
Setau saya Kina clindamycin ini untuk ibu hamil, dan dosis yang benar berapa ya dok untuk kedua obat di atas? 
Trimakasih dokter 🙏
20 September 2019, 09:46

Alo dokter,

Saya mencari dan mendapatkan ini : ada penelitian penggunaan monoterapi klindamisin untuk terapi malaria, pada tahun 2002 di Afrika, dan menunjukkan penggunaan klindmisin efektif untuk malaria falcifarum. Dosis yang diberikan 2x sehari selaa 5 hari. Tetapi onset of action nya lama, sehingga lebih baik dikombinasikan dengan antimalaria short onset.

Sumber : https://aac.asm.org/content/46/8/2315

Pada guidelines terapi malaria di US juga disebutkan penggunaan klindamisin, sumber : https://www.cdc.gov/malaria/resources/pdf/treatmenttable.pdf

semoga membantu

20 September 2019, 11:13
dr.Reagan Paulus Rintar Aruan, Sp.PD
dr.Reagan Paulus Rintar Aruan, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Apakah ketersediaan obat hanya kina dan klindamisin?atau ada obat yang lain? 
20 September 2019, 11:28
dr. Hendra Gunawan SpPD
dr. Hendra Gunawan SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Hi dok, 
Untuk kasus diatas mengingat panas dan ikterus terjadi akut, maka saya setuju dengan komentar sebelumnya, yaitu kita harus menyingkirkan Diagnosis banding terlebih dahulu. oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan minimal darah lengkap dan tetes tebal/tipis sesuai dengan indikasi bila malaria merupakan endemis di daerah praktik dokter. 
Untuk tatalaksana, mengikuti hasil pemeriksaan fisik dan penunjang ya dok. Semoga membantu.