Rasionalisasi Pemberian Asam Folat pada Kehamilan

Oleh :
Yelsi Khairani

Pemberian asam folat pada kehamilan telah didukung oleh data medis yang berbasis bukti. Pemberian asam folat pada kehamilan dapat mencegah defek penutupan neural tube dan diperkirakan dapat mencegah kejadian bayi kecil masa kehamilan (KMK) serta mencegah kelahiran preterm.

Folat (vitamin B9) adalah salah satu vitamin larut air yang merupakan nutrisi esensial. Folat dibutuhkan untuk replikasi DNA dan pembentukan sel darah merah, serta dapat menjadi bahan baku untuk sejumlah reaksi enzim dalam sintesis asam amino dan metabolisme vitamin. Kebutuhan folat pada ibu hamil meningkat karena folat juga digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Defisiensi folat pada ibu hamil dikaitkan dengan terjadinya kelainan pada ibu maupun pada fetus.

Secara harfiah, folat dan asam folat sebenarnya memiliki definisi yang berbeda. Folat atau vitamin B9 adalah salah satu dari 13 vitamin esensial. Folat tidak dapat disintesis oleh tubuh dan harus didapatkan dari makanan atau suplemen. Secara alami, folat bisa didapatkan dari sayuran hijau, kacang-kacangan, kuning telur, hati, dan buah jeruk. Sementara itu, asam folat adalah bentuk sintetis dari folat yang bisa ditemukan pada suplemen makanan atau makanan yang difortifikasi. Namun, dalam penggunaan sehari-hari, istilah keduanya sering kali disamakan.[1]

Referensi