Petidin
Petidin, disebut juga meperidine, atau terkadang ditulis sebagai pethidine, merupakan obat analgesik yang digunakan dalam manajemen nyeri sedang-berat, sebagai analgesik pre dan postoperatif, serta terapi adjuvan anestesi. Petidin dapat dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri persalinan, pankreatitis, ataupun kolelitiasis. Meski demikian, obat ini bukanlah terapi lini pertama dan sebaiknya hanya digunakan pada nyeri akut dengan dosis tidak melebihi 600 mg/ 24 jam.[1-5]
Pasien yang menggunakan petidin berisiko kecanduan dan melakukan penyalahgunaan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan overdosis dan kematian. Sebelum meresepkan petidin, dokter perlu mengevaluasi risiko setiap pasien, memantau semua pasien secara teratur, dan waspada jika perilaku mencurigakan terdeteksi.[19]
Petidin bekerja dengan cara mengikat reseptor opiat permukaan sel, predominan reseptor tipe µ, yang ditemukan di sistem saraf pusat, sel jantung, paru, pembuluh darah, dan usus. Petidin juga memiliki aktivitas antikolinergik.[3]
Petidin memiliki awitan kerja yang cepat yang membuatnya lebih rentan disalahgunakan daripada opioid lain. Dalam hal efikasi, petidin lebih kurang poten dan memiliki durasi kerja yang relatif singkat dibandingkan morfin. Metabolisme petidin menghasilkan normeperidin yang neurotoksik dan mempunyai waktu paruh lebih lama, yaitu 15-30 jam. Akumulasi normeperidine telah dikaitkan dengan delirium dan kejang.[6]
Petidin tidak boleh digunakan untuk pengobatan nyeri kronis. Petidin hanya boleh digunakan dalam pengobatan episode akut nyeri sedang sampai berat. Penggunaan berkepanjangan dapat meningkatkan risiko toksisitas.[1-3,6]
Petidin berpotensi menimbulkan efek samping serius, termasuk depresi napas yang fatal. Hal ini umumnya timbul dalam 24-72 jam pertama sejak pemakaian atau peningkatan dosis. Penggunaan petidin pada pasien yang mengonsumsi monoamine oxidase inhibitor (MAOI), seperti selegiline dan phenelzine, dapat meningkatkan risiko efek samping ini.[1,7-9]
Petidin didistribusikan ke plasenta dan ASI. Penggunaan berkepanjangan pada kehamilan dan menyusui meningkatkan risiko neonatal abstinence syndrome, yang dapat mengancam jiwa jika tidak dikenali dan diobati.[10-12]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Petidin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Analgesik [13] |
Subkelas | Analgesik narkotik [13] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: C [10] Kategori TGA: C [11] |
Wanita menyusui | Diekskresikan ke ASI [12] |
Anak-anak | Keamanan dan efikasi belum diketahui pasti [7] |
Infant | |
FDA | Approved [7] |
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan