Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Midazolam
Penggunaan midazolam pada kehamilan dan pada ibu menyusui tidak disarankan, oleh karena kemungkinan efek samping teratogenik terhadap bayi. Obat hanya boleh digunakan jika terdapat manfaat yang lebih besar dibandingkan risiko yang kemungkinan terjadi.[3,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Midazolam masuk dalam kategori D menurut FDA. Hal ini berarti, ditemukan bukti positif adanya risiko terhadap janin, tetapi penggunaan oleh wanita hamil dapat dipertimbangkan apabila ada manfaat dari penggunaan obat. Sebagai contoh, obat diperlukan dalam situasi mengancam jiwa atau pada penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif.[2]
Menurut TGA, midazolam masuk ke dalam kategori C. Midazolam terbukti dapat menembus plasenta. Pemberian midazolam di minggu akhir kehamilan atau pemberian dosis tinggi selama persalinan menimbulkan depresi sistem saraf pusat pada neonatus dan dapat menyebabkan aritmia janin, hipotermia, hipotonia, poor sucking dan depresi pernapasan ringan akibat dari mekanisme kerja obat. Bayi yang lahir dari ibu ketergantungan obat benzodiazepine dapat meningkatkan risiko terbentuknya gejala putus obat pada post–natal.[6]
Penelitian oleh Mokhtar et al. melihat efek premedikasi midazolam sebagai ansiolitik pada ibu hamil dengan preeklampsia sebelum tindakan sectio caesarea. Responden terdiri dari 80 ibu hamil (40 setiap grup) diacak untuk mendapatkan midazolam 0,035 mg/kgBB dalam 2 ml cairan saline sebagai kelompok case dan saline saja sebagai kontrol.
Penilaian hasil penelitian dilakukan dengan skala The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS). Kemudian setelah bayi dilahirkan, plasenta segera di klem dan dilakukan penilaian gas darah. Dari hasil penelitian didapatkan pasien yang diberikan midazolam mempunyai ansietas preoperatif lebih rendah. Hasil analisa gas darah bayi pada kelompok perlakukan midazolam dan kontrol tidak memiliki perbedaan.[18]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Midazolam terbukti diekskresikan melalui ASI, sehingga penggunaanya tidak dianjurkan untuk ibu menyusui. Beberapa studi telah menilai konsentrasi ASI pada ibu yang mengonsumsi midazolam.
Sebuah studi tidak menemukan efek buruk pada injeksi midazolam 2 mg sebagai induksi anestesi saat sectio caesarea pada bayi sehat yang dilahirkan. Akan tetapi, belum ada penelitian nilai konsentrasi midazolam bayi pada ibu yang menggunakan midazolam rutin.[2,6,19]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli