Farmakologi Diazepam
Farmakologi diazepam bekerja dengan cara berikatan pada reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA), dan meningkatkan kemampuan inhibisi dari GABA. [2]
Farmakodinamik
GABA (gamma-aminobutyric acid) merupakan neurotransmitter inhibisi utama pada sistem saraf pusat. GABA berperan pada aktivitas tidur, kontrol hipnosis, memori, ansietas, epilepsi, dan eksitabilitas neuron. Ikatan diazepam pada reseptor GABA di sistem limbik dan hipotalamus akan meningkatkan laju ion klorida ke dalam neuron. Kemudian menimbulkan hiperpolarisasi dari membran sehingga menurunkan eksitabilitas saraf. [2,5]
Farmakokinetik
Farmakokinetik dari diazepam dibahas dari aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, eliminasi. Diazepam dimetabolisme di hati kemudian diekskresikan melalui urine. Konsentrasi puncak lebih cepat tercapai pada pemberian intravena dibandingkan dengan oral atau intramuskular pada dosis yang sama.
Absorpsi
Diazepam dapat diberikan melalui oral, rektal, dan parenteral secara injeksi intravena dan intramuskular. Setelah pemberian secara oral, >90% diazepam akan diserap dengan cepat melalui gastrointestinal. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak adalah 1−1,5 jam pada pemberian oral, 10−30 menit pada pemberian rektal, kira-kira 1 menit pada pemberian intravena, dan 0,25−2 jam pada pemberian intramuskular. Penyerapan diazepam akan melambat apabila diberikan bersamaan dengan makanan berlemak, yaitu menjadi sekitar 45 menit dibandingkan jika dalam kondisi perut kosong dapat diserap dalam waktu 15 menit. Makanan juga menyebabkan peningkatan waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak, yaitu menjadi 2,5 jam. Absorbsi diazepam pada injeksi intramuskular kurang baik dan sulit diperkirakan, sehingga hanya dilakukan apabila cara pemberian lain tidak bisa dilakukan.[2,3,6]
Distribusi
Pada laki-laki usia muda yang sehat, volume distribusi diazepam adalah 0,8−1 L/kg. Sebanyak 98% dari diazepam peroral, atau 95−98% dari per rektal, terikat erat pada protein plasma terutama albumin dan alpha1-acid glycoprotein. Diazepam dapat menembus sawar darah otak, plasenta, dan air susu ibu (ASI). Konsentrasi diazepam pada ASI diperkirakan sebesar 1/10 dari konsentrasi plasma ibu, pada hari 3−9 setelah melahirkan. Diazepam bersifat larut dalam lemak dan terdistribusi dengan cepat pada lemak dan jaringan lain. Distribusi diazepam kepada berbagai jaringan diperkirakan memiliki waktu paruh 1 jam, hingga mencapai >3 jam. Volume distribusi diazepam adalah 1,1 L/kg pada pemberian oral, 1,2 L/kg intravena, dan 1 L/kg per rektal.[3,5,6]
Metabolisme
Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari diazepam dilakukan oleh CYP3A4 dan CYP2C19, kemudian membentuk metabolit aktif N-desmethyldiazepam. Zat ini lalu dihidroksilasi oleh CYP3A4 menjadi metabolit aktif temazepam. Temazepam dan N-desmethyldiazepam kemudian dimetabolisme lagi menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui konjugasi pada asam glukoronat melalui glukoronidase.[3,5]
Eliminasi
Diazepam dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat glukoronidase. Waktu klirens diazepam mencapai 20−30 mililiter/menit pada dewasa muda. Waktu paruh eliminasi diazepam dapat mencapai 48 jam pada pemberian oral, 33−45 jam intravena, 60−72 jam intramuskular, dan 45-46 jam per rektal. Metabolit aktif N-desmethyldiazepam memiliki waktu paruh eliminasi yang mencapai 100 jam. Waktu paruh diazepam memanjang pada neonatus, geriatri, dan pasien dengan penyakit hati atau ginjal.[3-6]