Efek samping oxcarbazepine umumnya bersifat ringan. Efek samping yang paling sering dijumpai antara lain pusing, mengantuk, diplopia, kelelahan, mual, muntah, ataksia, gangguan penglihatan, nyeri kepala, nistagmus, tremor, abnormal gait, nyeri perut, dan vertigo.

Secara umum oxcarbazepine dapat ditoleransi dengan baik, namun efek samping fatal telah dilaporkan, antara lain:

• Hiponatremia yang signifikan secara klinis
• Reaksi alergi, termasuk anafilaksis

• Sindroma Stevens-Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)

• Ide dan perilaku bunuh diri
• Gangguan fungsi kognitif
• Kelainan hematologi seperti agranulositosis dan leukopenia[4,14]

Alel HLA-B*1502 telah dilaporkan meningkatkan risiko sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis akibat obat antiepilepsi aromatik (AED) seperti oxcarbazepine. Alel ini banyak ditemukan pada orang keturunan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.[20,22]

Interaksi Obat

Oxcarbazepine dapat berinteraksi dengan obat antiepilepsi lain, menyebabkan perubahan farmakokinetik ataupun efikasi terapi. Selain itu, oxcarbazepine juga bisa menyebabkan penurunan efikasi kontrasepsi hormonal.

Interaksi dengan Obat Antiepilepsi Lain

Konsentrasi plasma oxcarbazepine dapat menurun sebanyak 40% jika digunakan bersama carbamazepine.

Konsentrasi plasma oxcarbazepine dapat menurun sebanyak 25% jika digunakan bersama phenobarbital. Sementara itu, konsentrasi plasma phenobarbital akan meningkat sebanyak 14%.

Konsentrasi plasma oxcarbazepine dapat menurun sebanyak 30% jika digunakan bersama phenytoin.

Konsentrasi plasma oxcarbazepine dapat menurun sebanyak 18% jika digunakan bersama asam valproat.[4]

Rifampicin

Rifampicin dapat menurunkan kadar 10-monohydroxy metabolite (MHD) plasma dari oxcarbazepine jika dikonsumsi bersamaan.[11,14]

Kontrasepsi Hormonal

Penggunaan oxcarbazepine dengan kontrasepsi hormonal dapat menurunkan efikasi kontrasepsi.[4]