Efek Samping dan Interaksi Obat Hydroxychloroquine
Efek samping hydroxychloroquine atau hidroksiklorokuin di antaranya berupa retinopati, perpanjangan interval QT, kardiomiopati, depresi sumsum tulang, anemia, leukopenia, trombositopenia, anoreksia, sakit kepala, nyeri abdomen, mual, muntah, rash, alopecia, dan pruritus. Terdapat potensi interaksi obat apabila hidroksiklorokuin digunakan secara bersamaan dengan digoxin, antasida, dan obat-obat aritmogenik.[1,2]
Efek Samping
Efek yang tidak diinginkan dari penggunaan hidroksiklorokuin bisa terjadi pada berbagai organ, diantaranya:
- Mata: retinopati, gangguan lapang pandang dan ketajaman penglihatan, penurunan adaptasi terhadap gelap, gangguan penglihatan warna, perubahan kornea, makulopati, dan degenerasi makular
- Jantung: kardiomiopati, gangguan konduksi, hipertrofi biventrikular, perpanjangan interval QT yang akan menyebabkan kondisi aritmia ventrikel, dan Torsade de pointes
- Gangguan sistem imun: urtikaria, angioedema, bronkospasme
- Gangguan jaringan kulit dan subkutan: ruam kulit, pruritus, kelainan pigmentasi kulit dan selaput lendir, erupsi bulosa termasuk eritema multiform, sindrom Steven-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, fotosensitivitas, dermatitis eksfoliatif, pustulosis eksantematosa
- Gangguan gastrointestinal: nyeri perut, mual, diare, muntah, yang dapat diatasi dengan mengurangi dosis atau menghentikan pengobatan
- Gangguan sistem saraf: sakit kepala, pusing, kejang, kelainan ekstrapiramidal seperti distonia, diskinesia, dan tremor
- Gangguan kejiwaan: psikosis, gelisah, mimpi buruk, dan ide bunuh diri
- Gangguan telinga dan labirin: vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran
- Gangguan jaringan ikat dan muskuloskeletal: gangguan sensorimotor, miopati otot rangka, atrofi jaringan otot proksimal
- Kelainan sistem darah dan limfatik: depresi sumsum tulang, anemia aplastik, leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, hemolisis pada pasien defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase (defisiensi G6PD)
- Gangguan metabolisme dan nutrisi: anoreksia, hipoglikemia, porfiria, penurunan selera makan dan berat badan
- Gangguan hepatobilier: hasil pemeriksaan fungsi hati yang tidak normal[2,6]
Interaksi Obat
Terdapat potensi interaksi obat apabila hidroksiklorokuin digunakan secara bersamaan dengan obat-obat berikut:
Digoxin: penggunaan bersamaan dengan digoxin dapat meningkatkan kadar digoksin di serum sehingga serum digoksin perlu dimonitor secara berkala
Antasida dan kaolin: kedua obat ini dapat menurunkan absorpsi hidroksiklorokuin sulfat, sehingga setidaknya diberikan jeda 2 jam dalam penggunaan obat-obat ini
Simetidin: dapat menghambat metabolisme hidroksiklorokuin sulfat sehingga meningkatkan level plasma, karena itu penggunaan bersamaan harus dihindari
Insulin dan obat antidiabetes: diperlukan penurunan dosis insulin dan obat antidiabetes lainnya karena hidroksiklorokuin sulfat dapat meningkatkan efek pengobatan hipoglikemia
- Obat aritmogenik: kemungkinan terjadi peningkatan risiko terjadinya aritmia ventrikular jika hidroksiklorokuin sulfat diberikan bersamaan dengan obat aritmogenik lainnya, seperti amiodaron, azitromisin, atau moksifloksasin
Ampisilin: hidroksiklorokuin dapat menurunkan bioavailabilitas ampisilin, sehingga sebaiknya diberikan jeda selama minimal 2 jam di antara penggunaannya
Siklosporin: dilaporkan terjadi peningkatan kadar siklosporin serum setelah penggunaan bersama hidroksiklorokuin sulfat, karena itu perlu dilakukan pemantauan yang ketat terhadap kadar siklosporin dalam serum, dan penghentian hidroksiklorokuin apabila diperlukan
Mefloquine: hidroksiklorokuin dapat menurunkan ambang kejang, sehingga penggunaan bersama hidroksiklorokuin sulfat dengan antimalaria lain yang berpotensi menurunkan ambang kejang seperti mefloquine dapat meningkatkan risiko konvulsi[1,2,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini