Pendahuluan Amikacin
Amikacin adalah obat antibiotik spektrum luas yang termasuk dalam golongan aminoglikosida, yang secara klinis digunakan untuk penanganan berbagai infeksi seperti meningitis, septikemia, dan pneumonia. Amikacin juga dapat dijadikan alternatif tata laksana pada multidrug resistance tuberculosis (TB MDR).
Amikacin merupakan antibiotik aminoglikosida semi sintetik turunan kanamisin A. Mekanisme kerjanya adalah dengan berikatan pada ribosomal 30s bakteri sehingga menghambat sintesis protein bakteri.[1-3]
Amikacin tidak disarankan untuk digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Amikacin juga bersifat ototoksik dan nefrotoksik. Pada beberapa kondisi, amikacin dapat menyebabkan blokade neuromuskular.
Risiko toksisitas amikacin meningkat pada pasien gangguan ginjal, paparan kadar serum tinggi, atau terapi dosis tinggi atau berkepanjangan (>14 hari). Oleh karena itu, diperlukan pemantauan fungsi ginjal, saraf kranialis VIII, dan kadar serum amikacin, serta menghindari penggunaan bersamaan obat nefrotoksik, neurotoksik, atau diuretik kuat yang dapat meningkatkan toksisitas.[2,4,5]
Secara kinis, amikacin digunakan untuk pengobatan infeksi berat yang disebabkan bakteri gram-negatif yang sensitif, termasuk sepsis dan infeksi saluran kemih komplikata, umumnya sebagai terapi tambahan bersama antibiotik β-laktam atau karbapenem.
Selain itu, amikacin berperan sebagai terapi lini kedua atau adjuvan pada infeksi tertentu seperti tuberkulosis resistan, infeksi mikobakteri non-tuberkulosis, serta terapi empiris pada pasien febrile neutropenia dengan risiko infeksi gram-negatif berat.[13]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Obat Amikacin
| Perihal | Deskripsi |
| Kelas | Antibakteri.[6] |
| Sub-kelas | Antituberkulosis.[6] |
| Akses | Resep.[7] |
| Wanita hamil | Kategori FDA : D Kategori TGA : D.[4,5] |
| Wanita menyusui | Tidak disarankan untuk ibu menyusui.[4] |
| Anak-anak | Dapat digunakan untuk anak-anak.[4] |
| Infant | Penggunaan pada bayi prematur dan neonatus harus dengan pengawasan ketat.[4] |
| FDA | Approved.[13] |
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha