Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Chloramphenicol
Penggunaan chloramphenicol atau kloramfenikol pada kehamilan masuk dalam Kategori C berdasarkan Food and Drug Administration (FDA). Penggunaan pada ibu menyusui tidak disarankan karena dapat menimbulkan reaksi idiosinkrasi.
Penggunaan pada Kehamilan
Secara umum, penggunaan chloramphenicol sediaan sistemik pada wanita hamil tidak disarankan. Berdasarkan FDA, chloramphenicol termasuk kategori C, yang berarti studi pada hewan menunjukkan efek membahayakan pada fetus, tetapi belum ada uji klinis terkontrol pada manusia. Chloramphenicol sistemik hanya boleh digunakan pada kehamilan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[1,5]
Chloramphenicol oral dilaporkan dapat menembus plasenta. Penggunaan chloramphenicol pada kehamilan, terutama 1 minggu terakhir, berhubungan dengan grey baby syndrome dan dapat menyebabkan supresi sumsum tulang, termasuk anemia aplastik, pada bayi.[1,6,18]
Chloramphenicol dalam formulasi tetes mata atau tetes telinga, umumnya dianggap cukup aman. Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukkan chloramphenicol tetes mata dan salep mata ke dalam kategori A. Artinya, obat ini telah dikonsumsi oleh banyak wanita hamil dan wanita usia reproduktif, tetapi tidak menunjukkan peningkatan frekuensi malformasi, atau dampak buruk, baik langsung maupun tidak langsung pada fetus.[19]
Sebuah studi kohort tahun 2015 menunjukkan bahwa penggunaan chloramphenicol tetes mata dan salep mata, misalnya untuk konjungtivitis bakterial, pada trimester pertama kehamilan tidak berhubungan dengan malformasi kongenital mayor.[20]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Chloramphenicol sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui, sebab dapat diekskresikan dalam air susu ibu (ASI). Pada ibu menyusui yang mendapatkan chloramphenicol, pantau efek samping yang dapat terjadi pada bayi, seperti hemolisis dan ikterus.
Namun, sebaiknya pasien memilih antara menghentikan menyusui bayi selama mengonsumsi obat, atau menghentikan obat dan mengganti dengan antimikroba lainnya. Pengambilan keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan manfaat chloramphenicol bagi pasien.[6,18]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra