Farmakologi Cotrimoxazole
Secara farmakologi, cotrimoxazole merupakan kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol yang bekerja sinergis menghambat dua tahap berurutan dalam sintesis asam folat bakteri, sehingga menghasilkan efek bakterisidal. Kombinasi ini memperluas spektrum antimikroba terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, serta mengurangi risiko resistensi.[1,3,5]
Farmakodinamik
Cotrimoxazole terdiri atas kombinasi trimetoprim dengan sulfametoksazol. Keduanya bekerja dengan menghambat sintesis asam tetrahidrofolat yang merupakan kofaktor metabolik yang esensial dalam sintesis purin, thymidine, glycine dan methionine pada bakteri. Apabila terjadi hambatan dalam sintesis komponen tersebut, bakteri tidak dapat berkembang biak.
Penggabungan trimetoprim dengan sulfametoksazol telah dilaporkan mampu meningkatkan efikasi dan secara in vitro dilaporkan mengurangi kejadian resistensi.[1,3,5]
Farmakokinetik
Studi farmakokinetik menunjukkan bahwa volume distribusi (Vd) trimetoprim lebih besar daripada sulfametoksazol. Hal ini diduga terjadi akibat perbedaan kelarutan lipid. Trimetoprim dan sulfametoksazol dieliminasi dari tubuh terutama melalui ekskresi ginjal. Sekitar 20% sulfametoksazol dimetabolisme di hati menjadi N4-asetilsulfametoksazol yang kemudian diekskresikan dalam urine.[10]
Absorpsi
Setelah cotrimoxazole dikonsumsi secara oral, trimetoprim akan diabsorbsi lebih cepat daripada sulfametoksazol. Puncak konsentrasi trimetoprim adalah 2 jam, sedangkan puncak konsentrasi sulfametoksazol adalah 4 jam setelah dosis tunggal per oral.
Baik sulfametoksazol maupun trimetoprim bersifat lipofilik, sehingga konsentrasi obat pada jaringan paru dan ginjal lebih tinggi daripada plasma. Trimetoprim dapat juga ditemukan pada cairan akueous, ASI, cairan serebrospinal, cairan telinga, dan cairan sinovial. Trimetoprim juga dapat melewati cairan amnion dan mencapai jaringan janin pada konsentrasi yang hampir sama dengan konsentrasi pada serum wanita hamil.[1,3,5,11]
Distribusi
Trimetoprim didistribusikan secara cepat dan terkonsentrasi di jaringan. Adapun sebanyak 44% trimetoprim dan 70% sulfametoksazol berikatan dengan plasma. Ikatan protein terhadap sulfametoksazol secara signifikan akan mengurangi ikatan protein terhadap trimetoprim.
Volume distribusi trimetoprim hampir 9 kali lebih banyak daripada sulfametoksazol. Obat ini secara cepat dapat masuk ke dalam cairan cerebrospinal dan sputum. Selain itu, trimetoprim juga dapat ditemukan di bronkus, cairan plasenta, dan ASI. Konsentrasi trimetoprim dan sulfametoksazol dapat juga ditemukan di empedu. [1,3,5,10,11]
Metabolisme
Cotrimoxazole dimetabolisme di hati. Trimetoprim dimetabolisme menjadi metabolit oksida dan hidroksilasi, sedangkan sulfametoksazol akan berkonjugasi dengan asam glukoronat.[1,10]
Eliminasi
Ekskresi trimetoprim dan sulfametoksazol adalah melalui ginjal dengan mekanisme filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus. Hampir 50% dari dosis trimetoprim akan diekskresikan melalui urine dalam waktu 24 jam dalam bentuk yang tetap. Trimetoprim juga diekskresikan melalui ASI.
Sulfametoksazol adalah asam lemah, sehingga konsentrasi obat ini akan tinggi pada cairan amnion, cairan akueous, cairan empedu, cairan serebrospinal, cairan telinga, sputum, cairan sinovial, dan cairan interstitial dalam keadaan berikatan dengan protein. Jalur utama ekskresi dari sulfametoksazol adalah ginjal. Sekitar 15-30% dari dosis obat akan terkandung di urine dalam bentuk aktif.
Jika dikonsumsi bersamaan, kemampuan ekskresi dari kedua obat tidak saling mempengaruhi. Ekskresi obat akan dipengaruhi oleh usia dan fungsi ginjal.[1,3,5,10,11]
Resistensi
Cotrimoxazole merusak sintesis purin dan beberapa asam amino penting bakteri dengan mengubah produksi folat, memanfaatkan fakta bahwa sebagian besar bakteri tidak dapat memasukkan folat dari sumber eksternal. Oleh karena itu, bakteri yang resisten terhadap obat ini memiliki kemampuan untuk mengandalkan mesin biokimia mereka sendiri dalam mensintesis folat.
Jalur sintesis folat melibatkan dua enzim utama, yaitu dihydropteroic acid synthase (DHPS) yang membentuk dihidrofolat dari asam para-aminobenzoat dan dihydrofolate reductase (DHFR) yang mengkatalisis pembentukan tetrahidrofolat dari dihidrofolat. DHPS dihambat oleh sulfametoksazol, sedangkan DHFR dihambat oleh trimetoprim.[12]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha