Pengawasan Klinis Piperacillin
Selama penggunaan piperacillin, pengawasan klinis diperlukan termasuk respon terhadap pengobatan, penurunan gejala infeksi, dan adanya efek samping atau reaksi alergi. Selain itu, perlu memantau fungsi ginjal, terutama pada pasien dengan gangguan ginjal atau pada mereka yang menerima dosis tinggi atau terapi jangka panjang.[1,4]
Evaluasi Respons Terapi
Dokter harus memantau respons pasien terhadap pengobatan untuk memastikan bahwa infeksi merespons dengan baik terhadap piperacillin.[4]
Pemantauan Fungsi Ginjal
Karena piperacillin diekskresikan melalui ginjal, penting untuk memantau fungsi ginjal pasien secara teratur, terutama jika pasien mendapat dosis tinggi atau terapi jangka panjang. Ini meliputi pemeriksaan kadar kreatinin dan urea dalam darah.[1,4]
Pemantauan Efek Samping
Dokter harus memantau kemungkinan efek samping, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, atau superinfeksi, selama pengobatan.[1,4]
Pemantauan Kadar Obat
Jika diperlukan, dokter dapat memeriksa kadar piperacillin dalam darah untuk memastikan bahwa dosis yang diberikan berada dalam kisaran terapeutik yang tepat.[1,4]
Perhatian Khusus Tazobactam
Perlu diperhatikan bahwa piperacillin yang ada di Indonesia adalah sediaan kombinasi dengan tazobactam. Oleh sebab itu, dokter juga perlu memperhatikan kemungkinan reaksi merugikan yang timbul akibat penggunaan tazobactam.[1,4,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani