Kontraindikasi dan Peringatan Trimethoprim
Kontraindikasi trimethoprim adalah adanya hipersensitivitas terhadap obat dan anemia megaloblastik akibat defisiensi folat. Peringatan terkait penggunaan trimethoprim meliputi bahaya atau risiko yang mungkin terjadi selama terapi trimethoprim, misalnya efek hematologi dan alergi berat akibat trimethoprim.[4,5]
Kontraindikasi
Trimethoprim dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat, serta pada pasien dengan anemia megaloblastik akibat defisiensi folat.[4,5]
Peringatan
Peringatan terkait trimethoprim adalah terkait efek samping berat yang dapat muncul dan penggunaan pada berbagai populasi khusus.
Toksisitas Hematologi
Toksisitas hematologi atau gangguan hematopoiesis dapat terjadi pada pasien dengan defisiensi folat, geriatri, wanita hamil, pasien malnutrisi, pasien alkoholik, pasien yang mengonsumsi obat antimetabolit folat seperti phenytoin, pasien dengan hemolisis atau kerusakan fungsi ginjal, dan penggunaan trimethoprim dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Munculnya tanda klinis seperti nyeri tenggorokan, demam, pucat, atau purpura merupakan indikasi awal gangguan hematopoiesis. Pemeriksaan darah lengkap perlu dilakukan dan obat dihentikan jika terdapat penurunan yang signifikan pada elemen pemeriksaan darah lengkap.[4,5,13]
Hiperkalemia
Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi potasium di urine dapat terjadi pada penggunaan trimethoprim dosis tinggi, insufisiensi renal, atau penggunaan trimethoprim bersama dengan obat lain yang menyebabkan hiperkalemia.[3-5]
Depresi Sumsum Tulang
Penggunaan trimethoprim dosis tinggi dan/atau jangka panjang dapat menyebabkan depresi sumsum tulang dengan manifestasi trombositopenia, leukopenia, neutropenia, dan anemia megaloblastik. Trimethoprim sebaiknya dihentikan jika terjadi tanda depresi sumsum tulang.[4,8]
Infeksi Clostridium difficile
Penggunaan trimethoprim jangka panjang juga dapat menyebabkan superinfeksi bakteri atau jamur, termasuk kolitis pseudomembran dan Clostridium difficile-associated diarrhea (CDAD). Terapi trimethoprim dapat mengganggu flora normal usus yang menyebabkan pertumbuhan C.difficile. CDAD perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan diare selama terapi trimethoprim.[4,5]
Risiko Resistensi Bakteri
Penggunaan trimethoprim harus disesuaikan indikasi sehingga tepat sasaran dan menghindari efek samping yang tidak perlu. Penggunaan trimethoprim tanpa bukti kuat infeksi bakteri tidak memberikan benefit pada pasien dan berisiko menimbulkan resistensi bakteri terhadap obat. Jika dirasa perlu, pemeriksaan kultur dan resistensi dapat dilakukan sebelum memulai terapi.[4,5]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Trimethoprim tidak diindikasikan untuk terapi otitis media akut pada dewasa maupun anak usia kurang dari 6 bulan. Trimethoprim tidak diindikasikan sebagai profilaksis maupun terapi jangka panjang untuk otitis media pada semua umur.[5,13]
Penggunaan trimethoprim pada geriatri (>65 tahun) dimulai dari rentang dosis terendah, mengingat pada geriatri terjadi penurunan fungsi hati, ginjal, jantung, adanya penyakit komorbid, dan penggunaan obat-obatan lain.[4]
Risiko Overdosis
Overdosis dapat terjadi pada konsumsi trimethoprim lebih dari 1000 mg dengan gejala mual, muntah, pusing, nyeri kepala, penurunan kesadaran, kebingungan (confusion), dan depresi sumsum tulang.[3,4,8]