Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Artesunate
Pada kehamilan, penggunaan artesunate belum masuk dalam kategori FDA ataupun TGA. Pada ibu menyusui, artesunate diketahui dikeluarkan ke ASI.[2,8]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA dan TGA tidak memasukkan artesunate dalam kategori kehamilan apapun. Meski begitu, perlu diingat bahwa malaria berat yang tidak diterapi dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang serius pada ibu dan janin.
Menurut beberapa studi surveilans prospektif, pemberian artesunate intravena tidak cukup mengidentifikasi risiko cacat lahir, keguguran, atau kematian janin terkait obat. Pengalaman dengan artesunate oral dan obat kelas artemisinin lainnya pada wanita hamil belum mengidentifikasi adanya risiko cacat lahir, keguguran, atau luaran ibu dan janin yang merugikan.
Studi reproduksi hewan menunjukkan bahwa pemberian artesunate intravena tunggal pada tikus di awal kehamilan menghasilkan embrioletalitas. Sementara itu, pemberian oral pada tikus, kelinci, dan monyet menginduksi peningkatan embrioletalitas dan malformasi janin.[2]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Metabolit artesunat, dihidroartemisinin (DHA), ditemukan dalam ASI. Tidak ada data tentang efek artesunat atau DHA pada bayi yang disusui atau pada produksi ASI. Manfaat perkembangan dan kesehatan dari menyusui harus dipertimbangkan bersama dengan kebutuhan klinis ibu akan artesunate beserta potensi efek samping pada anak yang disusui.[2]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan