Pengawasan Klinis Efavirenz
Pengawasan klinis efavirenz berhubungan dengan efek obat ini terhadap fungsi hepar serta adanya risiko efek samping seprti gangguan psikiatri, sistem saraf pusat, ruam, dan sindroma Stevens-Johnson.
Pengawasan Umum
Pengawasan terhadap gejala dan tanda efek samping seperti gangguan psikiatri dan gejala sistem saraf pusat sebaiknya dilakukan selama masa pengobatan. Efavirens juga dapat menimbulkan ruam kulit yang bisa berkembang menjadi sindroma Stevens-Johnson. Pasien sebaiknya diedukasi mengenai gejala dan tanda efek samping tersebut. Pertimbangkan pemberhentian efavirenz jika risiko melebihi keuntungan pemberian obat.
Selain gejala dan tanda di atas, lakukan pula pengawasan terhadap adanya gejala dan tanda hepatitis atau gangguan hepar lainnya.[1-6]
Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di antaranya SGOT, SGPT, dan bilirubin untuk mendeteksi adanya gangguan hepar. Pemeriksaan tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat dan selama pengobatan. Pertimbangkan pemberhentian efavirenz jika terjadi peningkatan transaminase serum lebih dari lima kali lipat. Hentikan efavirenz jika peningkatan transaminase disertai tanda klinis hepatitis.
Jika efavirenz diberikan bersama obat-obatan antikejang seperti phenytoin atau phenobarbital, pertimbangkan melakukan pengawasan konsentrasi obat tersebut dalam plasma secara berkala.
Pemantauan Respon Terapi HIV
Pemantauan lain yang perlu dilakukan adalah pemantauan respon terapi HIV. Target terapi adalah gejala dan tanda minimal atau asimptomatik dalam 12 bulan. Secara laboratorium, dapat dilakukan pemeriksaan viral load atau hitung CD4 di minggu ke-24 dan 48.[1-6,24]