Pendahuluan Entecavir
Entecavir merupakan agen antivirus yang memiliki aktivitas poten dalam melawan virus hepatitis B (HBV), sehingga sering digunakan untuk tata laksana hepatitis B kronik. Selain itu, entecavir juga memiliki aktivitas minimal untuk melawan infeksi HIV.
Penggunaan entecavir dalam terapi hepatitis B kronik dan HIV umumnya dapat ditoleransi dengan baik dalam jangka panjang, dan kejadian resistensi antiviral terhadap entecavir terhitung rendah. Entecavir merupakan suatu analog nukleosida guanosine.
Efek terapi entecavir bekerja dengan cara menghambat uptake guanosine alami oleh enzim DNA polimerase HBV dan oleh molekul DNA, yang kemudian menginhibisi aktivitas reverse transcriptase HBV. Hal ini akan mengurangi sintesis DNA dan replikasi virus.
Formularium dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa entecavir hanya dapat diresepkan oleh dokter spesialis KGEH (konsultan gastroenterohepatologi), KGEH anak, dan dokter spesialis penyakit dalam dengan melampirkan hasil pemeriksaan HBeAg, pemeriksaan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT ) yang meningkat 2 kali di atas nilai rujukan dalam 3 bulan, atau hasil histologi (transient elastography) atau serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) platelet ratio index (APRI) sesuai minimal dengan F2.[1-3]
Sinonim: entecavir anhydrous, entecavir hydrate [2]
Formulasi kimia: C12H15N5O3 [2]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Entecavir
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi[3] |
Subkelas | Antivirus[3] |
Akses | Resep[3] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[4] Kategori TGA: B3[5] |
Wanita menyusui | Tidak diketahui pasti apakah terdistribusi di dalam ASI karena keterbatasan data penelitian[4] |
Anak-anak | Keamanan dan efikasi belum diketahui secara pasti. Bila perlu, digunakan sesuai aturan[4] |
Infant | Keamanan dan efikasi belum diketahui secara pasti. Bila perlu, digunakan sesuai aturan[4] |
FDA | Approved[4] |