Efek Samping dan Interaksi Obat Ritonavir
Konsumsi ritonavir berpotensi menimbulkan efek samping yang melibatkan berbagai sistem tubuh. Penggunaan bersama dengan obat lain perlu diperhatikan mengingat ritonavir memiliki interaksi dengan berbagai obat.[2,9]
Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi pasca pemberian ritonavir, antara lain gejala gastrointestinal, seperti diare, mual, muntah, serta nyeri abdomen atas dan bawah. Efek samping lain yang juga sering ditemukan adalah ruam, astenia, dan gangguan neurologis, seperti parestesia pada ekstremitas atau sekitar lidah.[2,9]
Selain efek samping tersebut, ritonavir juga memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan pada berbagai sistem tubuh, yaitu:
- Mata: penglihatan kabur
- Gastrointestinal: perdarahan, gastroesophageal reflux disease, dan flatulensi
- Hepatobilier: peningkatan bilirubin dan hepatitis, peningkatan enzim hati
- Sistem imun: urtikaria, edema wajah
- Metabolisme dan nutrisi: edema, gout, hipertrigliserida, hiperkolestrolemia, resistensi insulin, lipodistrofi
- Muskoskeletal: arthralgia, miopati, dan myalgia
- Psikiatri: gangguan atensi, linglung
- Renal: poliuria
- Respirasi: batuk dan nyeri orofaringeal
- Sistem saraf: disgeusia, pingsan, neuropati
- Kulit: acne, pruritus
- Pembuluh darah: hipertensi, flushing, hipotensi[2]
Interaksi Obat
Ritonavir dapat berinteraksi dengan obat lain dan menyebabkan peningkatan konsentrasi obat, penurunan konsentrasi obat, dan peningkatan risiko efek samping seperti hipotensi, aritmia, dan rhabdomiolisis.
Meningkatkan Konsentrasi Obat
Ritonavir dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi obat jika digunakan bersama berbagai obat lain. Contohnya adalah penggunaan ritonavir bersama dengan lidocaine, carbamazepine, ketoconazole, dan kolkisin; yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Interaksi Obat Ritonavir yang Meningkatkan Konsentrasi Obat
Golongan Obat | Nama Obat |
Protease inhibitor | Amprenavir, atazanavir, darunavir, indinavir, saquinavir, tipranavir |
Antagonis CCR5 | Maraviroc |
Analgesik | Fentanyl, normeperidin |
Antiaritmia | Lidocaine, meksiletin, disopiramid |
Antineoplastik | Dasatinib, nilotinib, vincristine, vinblastine |
Antikoagulan | Rivaroxaban |
Antikonvulsan | Carbamazepine, clonazepam, ethosuximide |
Antidepresan | Nefazodone, sertraline, fluoxetine, amitriptyline, imipramine, desipramine, trazodon |
Antiemetik | Dronabinol |
Antifungal | |
Antigout | Kolkisin |
Antibiotik | Clarithromycin |
Antipsikotik | Perphenazine, risperidone, thiodazine, quetiapin |
Obat kardiovaskular | Metoprolol, timolol, diltiazem, nifedipine, verapamil, digoxin |
Antagonis reseptor endothelin | Bosentan |
Anti hepatitis C | Simprevir |
Inhibitor HMG-Coa reduktase | |
Imunosupresan | Siklosporin, tacrolimus, sirolimus |
Steroid inhalasi atau intranasal | Fluticasone, budesonide |
Agonis reseptor beta-adrenoseptor | Salmeterol |
Inhibitor PDE5 | Avanafil, sildenafil, tadalafil, vardenafil |
Sedatif/hpnotik | Busipron, klorazepat, diazepam, estazolam, flurazepam, zolpidem, midazolam parenteral |
Steroid sistemik | |
Stimulan | Mefentamin |
Menurunkan Konsentrasi Obat
Ritonavir dapat menyebabkan penurunan konsentrasi obat jika digunakan bersama beberapa obat lain. Misalnya jika ritonavir digunakan bersama methadone, phenytoin, dan teofilin; yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Interaksi Obat Ritonavir yang Menurunkan Konsentrasi Obat
Golongan Obat | Nama Obat |
Inhibitor integrase | Raltegravir |
Kontrasepsi oral atau patch | Etinil estradiol |
Anestesi | Meperidin |
Antikonvulsan | Divalproex, lamotrigine, phenytoin |
Antidepresan | Bupropion, hydroxybupropion |
Antifungal | Voriconazole |
Antiparasit | Atovaquone |
Bronkodilator | Teofilin |
Peningkatan Risiko Efek Samping
Penggunaan ritonavir dengan alfuzosin HCl dapat menyebabkan hipotensi. Penggunaan bersama antiaritmia, seperti amiodarone, dronedaron, flekainid, propafenon, quinidine, atau cisapride dapat menyebabkan aritmia.
Penggunaan bersama dengan kolkisin dapat menyebabkan efek serius berupa gangguan ginjal dan hepar. Penggunaan bersama turunan ergot seperti dihidroergotamine dan ergotamine dapat menyebabkan toksisitas ergot, ditandai adanya vasospasme dan iskemia ekstremitas.
Penggunaan bersama simvastatin dan lovastatin dapat menyebabkan rhabdomiolisis.[2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja