Pendahuluan Fludarabin
Fludarabin adalah agen kemoterapi yang digunakan dalam pengobatan keganasan hematologi, yakni leukemia limfositik kronik. Fludarabin juga digunakan sebagai regimen imunosupresan untuk persiapan transplantasi sel hematologi. Obat ini merupakan antimetabolit analog purin yang menginhibisi sintesis DNA dan termasuk ke dalam golongan agen sitotoksik.[1,2]
Efek samping fludarabin yang umum dijumpai mencakup supresi sumsum tulang, leukopenia, infeksi, demam, mual, muntah, diare, nyeri kepala, rasa lelah, dan ruam kulit.[2]
Perlu diketahui bahwa penggunaan fludarabin telah dikaitkan dengan risiko timbulnya anemia hemolitik yang fatal dan mengancam jiwa. Fludarabin yang dikombinasikan dengan pentostatin dalam tata laksana leukemia limfositik kronik refrakter juga telah dilaporkan berkaitan dengan peningkatan insidensi toksisitas pulmonal yang fatal.
Pemberian injeksi fludarabin dapat sangat menekan fungsi sumsum tulang. Ketika digunakan dalam dosis tinggi pada pasien dengan leukemia akut, fludarabin dikaitkan dengan efek neurologis berat yang mencakup kebutaan, koma, dan kematian. Toksisitas ini terjadi pada 36% pasien yang diobati dengan dosis sekitar 4 kali lebih besarĀ daripada dosis yang dianjurkan. Toksisitas sistem saraf pusat berat serupa (termasuk koma, kejang, agitasi, dan konfusi) telah dilaporkan pada pasien yang diobati dengan kisaran dosis yang direkomendasikan untuk leukemia limfositik kronis.[3]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Fludarabin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antimetabolit[4] |
Subkelas | Agen Antineoplastik[4] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: D[5] Kategori TGA: D[6] |
Wanita menyusui | Belum diketahui apakah diekskresikan ke ASI[3] |
Anak-anak | Belum cukup bukti efikasi obat bila diberikan pada anak-anak[3] |
Infant | Belum cukup bukti efikasi obat bila diberikan pada anak-anak[3] |
FDA | Approved[3] |