Kontraindikasi dan Peringatan Methylprednisolone
Methylprednisolone kontraindikasi pada keadaan seperti adanya riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponennya, serta pemberian dosis tinggi pada pasien imunokompromais. Peringatan penggunaan methylprednisolone diperlukan terkait penurunan dosis yang bertahap setelah penggunaan jangka panjang.[2,3]
Kontraindikasi
Penggunaan methylprednisolone kontraindikasi pada pasien hipersensitivitas dan penggunaan pada pasien yang akan melakukan vaksinasi virus hidup.
Hipersensitivitas
Methylprednisolone kontraindikasi pada penderita yang hipersensitif terhadap obat ini atau komponen sediaan lainnya.[2,3,13]
Pemberian Bersama Vaksin yang Mengandung Virus Hidup
Respon imun yang dikurangi pada penggunaan glukokortikoid dengan dosis imunosupresif memungkinkan virus hidup dari vaksin untuk berkembang biak. Sewaktu-waktu, virus dari vaksin yang disuntikkan dapat mencapai jumlah yang memungkinkan untuk menimbulkan infeksi.[2,3,13]
Kondisi Imunosupresi
Kerja methylprednisolone semakin menekan sistem imun jika digunakan pada penderita imunokompromais, seperti HIV. Sebagai akibatnya, pasien akan semakin rentan mengalami infeksi oportunistik.[21,30]
Pemberian Intramuskular pada Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Pada idiopathic thrombocytopenic purpura, methylprednisolone tidak boleh diberikan secara intramuskular.[2,3]
Peringatan
Hati-hati penggunaan methylprednisolone pada anak karena dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan.
Retensi Natrium
Perlu diperhatikan penggunaan methylprednisolone pada pasien dengan gagal jantung, hipertensi, dan insufisiensi ginjal karena dapat menyebabkan retensi natrium yang menimbulkan edema, serta hilangnya kalium.
Penggunaan pada Gangguan Tiroid
Perhatikan penggunaan pada pasien dengan gangguan tiroid, karena klirens akan menurun pada pasien hipotiroid dan meningkat pada pasien hipertiroid.
Risiko Perforasi Intestinal
Perhatikan penggunaan methylprednisolone pada pasien dengan divertikulitis, anastomosis intestinal, ulkus peptikum, dan kolitis ulseratif karena meningkatkan risiko terjadi perforasi dan gejala iritasi peritoneal.
Risiko Osteoporosis
Kortikosteroid menurunkan formasi tulang dan meningkatkan resorpsi tulang serta menginhibisi osteoblast. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak-anak, serta meningkatkan risiko osteoporosis.
Peningkatan Tekanan Intraokular
Penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Penggunaan steroid pada herpes simpleks okular dapat menyebabkan perforasi kornea.
Tappering Off
Hindari penghentian secara tiba-tiba. Tapering off dilakukan untuk mencegah terjadinya drug-induced secondary adrenocortical insufficiency.
Reaktivasi Tuberkulosis
Penggunaan methylprednisolone dalam dosis besar, atau jangka panjang, atau dosis imunosupresan dapat menyebabkan reaktivasi tuberkulosis laten.[2,3,13,15]
Penggunaan pada Penderita Diabetes Mellitus
Kondisi katabolik dalam tubuh penderita diabetes melitus yang lebih didominasi oleh glukoneogenesis, ditambah sifat kerja glukokortikoid yang juga mengarahkan kepada glukoneogenesis, mengakibatkan penggunaan kortikosteroid malah memancing kenaikan gula darah.[30]
Penulisan pertama: dr. Tanessa Audrey Wihardji