Kontraindikasi dan Peringatan Desmopressin
Kontraindikasi dan peringatan desmopressin atau yang disebut dengan DDAVP adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap desmopressin, pasien yang sedang mengalami hiponatremia atau mempunyai riwayat hiponatremia, serta gagal ginjal.
Desmopressin memiliki black box warning pada sediaan semprot hidung tanpa preservatif dan tablet sublingual. Sediaan tersebut berpotensi mengakibatkan hiponatremia berat yang berujung pada kematian.
Kontraindikasi
Seluruh sediaan desmopressin dikontraindikasikan pada keadaan hipersensitivitas terhadap desmopressin, hiponatremia maupun riwayat hiponatremia, gagal ginjal kronis (eGFR <50 mL/menit). Selain itu, desmopressin juga dikontraindikasikan pada pasien-pasien dengan:
- Polidipsi psikogenik (sehingga menyebabkan produksi urin lebih dari 40 mL/kg/24 jam)
- Riwayat penyakit jantung atau kondisi lain yang memerlukan terapi diuretik, gagal jantung sesuai kriteria New York Heart Association (NYHA) II-IV
- Penggunaan bersamaan desmopressin sublingual dengan loop diuretic seperti furosemide atau glukokortikoid spray hidung atau inhalasi yang dapat menyebabkan hiponatremia berat[8,11,30]
Peringatan
Pasien yang menggunakan desmopressin dalam bentuk apapun berisiko mengalami hiponatremia. Intake cairan yang berlebih disertai dengan efek anti diuretik pada desmopressin menyebabkan retensi cairan dengan hiponatremia.
Hiponatremia berat dan penurunan plasma osmolalitas dapat mengakibatkan kejang, koma dan/atau gagal napas yang dapat berujung pada kematian.[8,30]
Seluruh pasien yang menggunakan desmopressin harus diobservasi dengan ketat akan tanda dan gejala hiponatremia seperti nyeri kepala, mual atau muntah, pertambahan berat badan, gelisah, fatigue, penurunan kesadaran, halusinasi dan kebingungan.
Untuk menurunkan risiko terjadinya hiponatremia dan komplikasinya, pasien direkomendasikan untuk melakukan restriksi cairan secara oral khususnya pasien anak dan geriatri (diatas 65 tahun).
Pastikan serum sodium dalam batas normal sebelum atau saat melanjutkan terapi. Lakukan pengawasan serum sodium terutama pada pasien lansia dengan usia ≥ 65 tahun dan pada pasien yang berisiko mengalami hiponatremia.[8,30]
Pada pasien pengguna desmopressin spray hidung secara kronis dapat menimbulkan perubahan pada mukosa hidung yang menyebabkan penurunan penyerapan desmopressin.
Pada pasien dengan abnormalitas mukosa hidung seperti nasal blockage, atrofi mukosa hidung, rinitis atrofi berat, dan pasca operasi hidung, desmopressin perlu diberikan dalam sediaan selain spray karena keadaan-keadaan tersebut menyebabkan penurunan penyerapan desmopressin.[30]
Penggunaan obat-obatan antidepresan trisiklik, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine dan sertraline, chlorpromazine, analgesik opioid, diuretik thiazide, carbamazepine, lamotrigine, sulfonylurea, chlorpropamide, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), serta obat vasokonstriksi dapat menyebabkan hiponatremia. Bila pasien menggunakan obat ini, diperlukan observasi kadar elektrolit natrium secara rutin atau menurunkan dosis obat-obatan tersebut.[8,11,19]
Pembatasan konsumsi cairan pada 1 jam setelah pemberian obat saat terapi enuresis nokturnal primer dan nokturia sehingga tidak terjadi retensi cairan dan atau hiponatremia, yang biasanya ditandai dengan sakit kepala, mual/muntah, penambahan berat badan dan adanya konvulsi.
Hindari penggunaan spray hidung dan gunakan tablet sublingual pada enuresis nokturnal primer. Peningkatan risiko hiponatremia terjadi juga pada pasien dengan hasil pemeriksaan urine 24 jam di atas 2,8-3 L.[2,19]
Desmopressin juga diberikan secara hati-hati pada kondisi beberapa kondisi seperti dibawah ini:
- Faktor VIII < 0,005 IU/mL atau ditemukannya antibodi F VIII
- Hindari penggunaannya pada penyakit Von Willebrand tipe II
- Pasien dengan peningkatan hipertensi
- Pasien dengan predisposisi thrombus, infark miokard akut dan trombosis serebrovaskuler
- Pasien dengan kondisi yang berkaitan dengan gangguan elektrolit seperti gagal ginjal, kistik fibrosis, gagal jantung kongestif, gangguan ginjal serta psikogenik polidipsi[8]
Kasus alergi berat seperti syok anafilaktik telah dilaporkan pada penggunaan desmopressin, namun kasus yang jarang pada pemberian secara intravena dan intranasal.[8]
Direvisi oleh dr. Gabriela Widjaja