Efek Samping dan Interaksi Obat Propiltiourasil
Efek samping utama dari propiltiourasil (PTU) adalah gangguan pada hepar, agranulositosis, dan vaskulitis. Efek samping ini dapat mengancam jiwa sehingga perlu diawasi tanda dan gejalanya pada awal pemberian PTU.
Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan propiltiourasil (PTU) adalah gangguan pada hepar. Gangguan ini dapat bersifat ringan atau berat sampai pasien membutuhkan transplantasi hepar.[1,9]
Efek samping lain yang juga mengancam jiwa adalah vaskulitis yang merupakan reaksi imunologis tubuh dengan PTU. Sebagian besar vaskulitis ini merupakan vaskulitis dengan antibodi anti-neutrofilik sitoplasmik positif (ANCA-positive vasculitis). Vaskulitis dapat berkurang atau menghilang dengan memberhentikan PTU. Akan tetapi, pada beberapa kasus, pasien membutuhkan kortikosteroid atau imunosupresi lainnya.
Pada hepar, PTU bisa menyebabkan hepatitis. Pada kulit, PTU dapat menyebabkan sindroma Stevens-Johnson. Pada darah, PTU bisa menyebabkan efek samping agranulositosis, trombositopenia, dan leukopenia. Efek samping PTU selengkapnya disajikan pada tabel 2.[1,9]
Tabel 2. Efek Samping Propiltiourasil
Sistem Organ | Efek Samping |
Hepatik | Gangguan pada hepar seperti hepatitis, nekrosis hepar, dan kegagalan hepar. Peningkatan enzim transaminase, alkalin fosfatase, atau bilirubin tanpa disertai gejala hepatitis juga dapat terjadi pada 1 – 10% kasus. Jika peningkatan lebih dari 5 kali nilai normal, penggunaan sebaiknya dihentikan |
Imunologi | Vaskulitis yang dapat bersifat ringan sampai berat dan menimbulkan kematian. Kasus vaskulitis berat dapat disertai dengan glomerulonefritis, vaskulitis kutaneus leukositoklastik, pendarahan pulmoner atau alveolar, angiitis serebral, kolitis iskemik. Reaksi lain yang lebih jarang timbul adalah sindrom vaskulitis, sindrom yang menyerupai lupus, dan sialadenopati |
Hematologi | Agranulositosis, trombositopenia, leukopenia, anemia aplastik, pansitopenia, pendarahan, granulositopenia (< 0,1%). Reaksi lain yang lebih jarang adalah hipoprotrombinemia dan limfadenopati |
Dermatologi | Sindrom Steven Johnson, nekrosis epidermal toksik (0,01 – 0,1%); ruam pada kulit, urtikaria (< 0,01%); dermatitis eksfoliatif, eritema nodosum, kerontokan rambut, pruritus, pigmentasi kulit, ruam papular ringan (lebih jarang ditemukan) |
Gastrointestinal | Muntah (< 0,01%); mual, distres epigastrium (jarang ditemukan) |
Metabolik | Edema |
Muskuloskeletal | Periarteritis, artralgia, mialgia, artritis, miopati, nyeri punggung |
Sistem saraf | Parestesi, kehilangan sensasi rasa pada lidah, nyeri kepala, mudah mengantuk, neuritis, vertigo, ensefalopati, kesemutan pada jari |
Okular | Mata merah dan berair, keratitis, gangguan pada konjungtiva |
Renal | Glomerulonefritis akut, nefritis |
Respirasi | Pneumonitis interstitial, perdarahan pulmonar atau alveolar |
Lain-lain | Demam |
Interaksi Obat
Ada beberapa obat yang berinteraksi dengan PTU, baik interaksi langsung dengan obat maupun berhubungan dengan status tiroid pasien.
PTU dapat menyebabkan perubahan metabolisme faktor pembekuan, sehingga mengubah sensitivitas terhadap warfarin. Amiodarone dapat menurunkan efek PTU karena mengandung iodine. Metabolisme digoxin dipengaruhi oleh status tiroid, sehingga penggunaan bersama PTU memerlukan penyesuaian dosis.[1,10]
Tabel 3. Interaksi Propiltiourasil dengan Obat Lain
Obat | Interaksi |
Natrium iodida (I-131) | Tidak dapat dikonsumsi ketika pasien akan melaksanakan radioterapi karena akan mengganggu pengambilan radioiodida. PTU sebaiknya dihentikan 3 – 4 hari sebelum prosedur dan dapat kembali diberikan 2 – 3 hari pasca prosedur. |
Warfarin | Perubahan status tiroid akan mengubah metabolisme faktor pembekuan sehingga mengubah sensitivitas warfarin. Penyesuaian dosis diperlukan ketika kondisi hipertiroid berubah menjadi eutiroid. Monitor INR secara berkala |
Macimorelin | Menimbulkan hasil positif palsu atau negatif palsu saat pemeriksaan defisiensi hormon pertumbuhan. PTU sebaiknya dihentikan 1 minggu sebelum pemberian macimorelin. |
Kalium iodida | Meningkatkan risiko hipotiroid ketika digunakan bersamaan dengan PTU |
Deferipron | Meningkatkan risiko agranulositosis karena deferiprone juga memiliki efek samping agranulositosis dan neutropenia |
Amiodarone | Menurunkan efek PTU karena mengandung iodin |
Penghambat beta | Metabolisme obat dipengaruhi oleh status tiroid (meningkat saat hipertiroid dan menurun saat hipotiroid) sehingga penyesuaian dosis diperlukan ketika terjadi perubahan status tiroid |
Digoxin | |
Aminofilin atau teofilin | |
Kortikosteroid |
Sumber: Shofa Nisrina Luthfiyani, 2018[1,10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri