Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-09-13T07:38:03+07:00 2022-09-13T07:38:03+07:00
Digoxin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Digoxin

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Digoxin adalah glikosida jantung yang digunakan dalam tata laksana atrial fibrilasi dan gagal jantung. Pemakaian digoxin harus dilakukan secara berhati-hati, dengan memantau nilai digoxin serum, sebab digoxin memiliki therapeutic window yang sempit.[1,2]

Digoxin merupakan obat dengan efek inotropik positif dan kronotropik negatif. Hal ini menyebabkan peningkatan kontraktilitas miokardium, stroke volume dan tekanan darah, serta menurunkan denyut jantung, dan memperpanjang kontraksi. Digoxin bekerja dengan menghambat enzim Na-K-ATPase, serta menstimulasi persarafan parasimpatis melalui nervus vagus.[1–3]

Efek samping digoxin yang paling dijumpai adalah gejala kardiovaskular, seperti aritmia, yang berkaitan dengan toksisitas digoxin. Efek samping lain yang cukup sering terjadi, antara lain nausea, vomitus, dan anoreksia. Penggunaan jangka panjang digoxin dapat menyebabkan terjadinya ginekomastia.[3,4]

Kontraindikasi penggunaan digoxin adalah pada pasien dengan fibrilasi ventrikel, serta pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap digoxin. Peringatan penggunaan digoxin diberikan pada pasien dengan Sindrom Wolff-Parkinson-White, sinus bradikardia, infark miokard akut, miokarditis, serta pada pasien yang akan melakukan kardioversi elektrik.[2,4]

Digoxin termasuk ke dalam kategori C pada kehamilan berdasarkan Food and Drugs Administration. Gagal jantung pada kehamilan berpotensi menyebabkan persalinan preterm, sedangkan pasien dengan atrial fibrilasi lebih berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Penggunaan digoxin selama kehamilan hanya diperbolehkan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi risiko bahaya pada janin yang mungkin terjadi. Pada ibu menyusui, digoxin dapat digunakan dengan berhati-hati.[4,5]

Pengawasan penggunaan digoxin terutama ditujukan untuk memantau digoxin serum, dan menilai tanda-tanda toksisitas, seperti aritmia atau hiperkalemia maligna. Pemeriksaan digoxin serum perlu dilakukan sebelum memberikan dosis digoxin, atau minimal 6–8 jam setelah pemberian dosis terakhir. Nilai digoxin serum yang melebihi 2 ng/mL berisiko menyebabkan toksisitas. Pemeriksaan fungsi ginjal, elektrolit, dan elektrokardiografi juga diperlukan untuk mewaspadai kemungkinan toksisitas.[2,4]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Digoxin

Perihal Deskripsi
Kelas Obat kardiovaskuler[7,8]
Subkelas Antiaritmia / Obat untuk gagal jantung[7,8]
Akses Dijual bebas[9]
Wanita hamil Kategori FDA C [4]  Kategori TGA A[11]
Wanita menyusui Digoxin menyebar ke ASI, tetapi jumlah paparan tidak mencapai dosis yang dapat berpengaruh secara farmakologis[2]
Anak-anak Belum ditentukan
Infant Belum ditentukan
FDA

Approved[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Drugbank. Digoxin. 2022. https://www.drugbank.ca/drugs/DB00390
2. David MNV, Shetty M. Digoxin. StatPearls. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556025/
3. Patocka J, Nepovimova E, Wu W, Kuca K. Digoxin: Pharmacology and toxicology-A review. Environ Toxicol Pharmacol. 2020 Oct;79:103400. doi: 10.1016/j.etap.2020.103400.
4. FDA. Digoxin Tablets. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/pro/digoxin-tablets.html#s-34070-3
5. 12. AHSP. Digoxin. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/digoxin.html
6. Daftar Obat Esensial Nasional. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
7. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-395-2017_ttg_Daftar_Obat_Esensial_Nasional_.pdf
8. WHO List of Essential Medicines 19th Ed. World Health Organization. 2015. http://www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/EML2015_8-May-15.pdf
9. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. digoxin. PIO NAS. 2015 http://pionas.pom.go.id/monografi/digoxin
11. TGA. Prescribing medicines in pregnancy database. Therapeutic Goods Administration. 2022. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database

Farmakologi Digoxin

Artikel Terkait

  • Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
    Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
    BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
  • Penggunaan Angiotensin Receptor-Neprilysin Inhibitor (ARNI) untuk Terapi Gagal Jantung
    Penggunaan Angiotensin Receptor-Neprilysin Inhibitor (ARNI) untuk Terapi Gagal Jantung
  • Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular
    Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 07:06
Myocarditis dengan ASTO negatif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien anak2 usia 12 tahun datang dengan keluhan muntah2 sering setiap makan dan minum, lemas, keringat dingin. Sampao di IGD...
Anonymous
Dibalas 22 Oktober 2024, 13:26
Tatalaksana hipertensi dengan edema kedua tungkai di puskesmas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin tanya dok, px tidak ada keluhan. Namun pada pemeriksaan kaki edema +/+. Riwayat penyakit hipertensi tidak berobat rutin, TD 150/70. Baiknya penanganan...
Anonymous
Dibalas 30 September 2024, 11:40
Apakah chf dan stroke tidak ada hubungannya?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Pasien 62 th setelah rawat inap dan d rawat oleh 2 sp. SpJp dgn dx chf dan spN dgn dx stroke.. kmdian pasien kontrol stlah rawatan,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.