Efek Samping dan Interaksi Obat Digoxin
Efek samping digoxin yang paling sering dijumpai adalah gejala kardiovaskular, seperti aritmia, yang dapat berakibat fatal. Interaksi obat antara digoxin dengan obat-obatan, seperti atenolol, amiodarone, atau epinefrin dapat meningkatkan efek samping kardiovaskular akibat digoxin.[2,4,5]
Efek Samping
Insidensi terjadinya efek samping akibat penggunaan digoxin adalah 5–20%. Sekitar 20% efek samping yang terjadi merupakan efek samping serius, yang dapat berakibat fatal. Efek samping yang paling sering ditemukan berhubungan dengan sistem kardiovaskular.[4,5,15]
Efek Samping Kardiovaskular
Efek samping kardiovaskular dapat terjadi akibat toksisitas digoxin. Digoxin serum yang bernilai lebih dari 0,2 ng/mL dapat menyebabkan toksisitas. Namun, terkadang toksisitas dapat terjadi pada kadar serum yang lebih rendah, misalnya pada pasien dengan berat badan rendah, penurunan fungsi ginjal, dan hipokalemia.
Digoxin berpotensi menyebabkan aritmia yang dapat mengancam nyawa. Selain itu, efek samping kardiovaskular lainnya, antara lain gangguan konduksi, ekstrasistol, pemanjangan gelombang PR, dan sinus bradikardia.[4,15]
Efek Samping Gastrointestinal
Pada sistem gastrointestinal, digoxin dapat menyebabkan nausea, vomitus, dan anoreksia. Meskipun jarang, penggunaan digoxin juga pernah dilaporkan berhubungan dengan nyeri abdomen, iskemia usus, dan nekrosis usus.[2,4]
Efek Samping Saraf Pusat
Digoxin dapat menyebabkan efek samping pada sistem saraf pusat, antara lain sakit kepala, kelemahan, pusing, apatis, dan kebingungan. Selain itu, digoxin juga dapat mengakibatkan gangguan mental, seperti ansietas, depresi, delirium, dan halusinasi.[4]
Efek Samping Lain
Penggunaan digoxin jangka panjang pernah dilaporkan menyebabkan ginekomastia. Trombositopenia, serta lesi makulopapular atau reaksi kulit lainnya juga dapat terjadi, tetapi jarang.[4]
Interaksi Obat
Interaksi obat digoxin dibedakan antara interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik. Interaksi obat dapat menyebabkan peningkatan digoxin serum, yang mengakibatkan risiko terjadinya efek samping kardiovaskular yang lebih besar.
Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik digoxin dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi digoxin serum. Digoxin memiliki ambang terapeutik yang sempit sehingga interaksi dengan obat seperti quinidine dan amiodarone dapat meningkatkan risiko toksisitas digoxin. Obat-obatan yang dapat meningkatkan konsentrasi digoxin lebih dari 50%, antara lain quinidine dan ritonavir. Peningkatan konsentrasi digoxin kurang dari 50% dapat terjadi akibat interaksi obat digoxin dengan atorvastatin, carvedilol, nifedipin, ticagrelor, dan gentamicin.
Pantau konsentrasi digoxin di darah sebelum memulai terapi, dan lakukan penyesuaian dosis jika menggunakan digoxin bersama obat-obatan di atas. Pada peningkatan konsentrasi digoxin lebih dari 50%, kurangi dosis digoxin sebesar 30–50%, dan pada peningkatan konsentrasi kurang dari 50%, kurangi dosis digoxin sebesar 15–30%.[4]
Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik digoxin dengan obat-obatan lain dapat menyebabkan peningkatan efek samping kardiovaskular digoxin. Dosis digoxin perlu disesuaikan pada pasien-pasien yang mendapatkan obat ini bersamaan.
Interaksi obat antara digoxin dengan antiaritmia, seperti dofetilide, sotalol, dan dronedarone, dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya torsades de pointes atau aritmia lainnya, serta dapat menyebabkan kematian mendadak.
Risiko aritmia juga didapatkan meningkat akibat interaksi obat antara digoxin dengan epinefrin, norepinefrin, suksinilkolin dan dopamine. Penggunaan digoxin bersama dengan beta blocker, seperti atenolol dan bisoprolol, atau calcium channel blocker, seperti amlodipine, dapat meningkatkan risiko bradikardia, serta AV blok berat atau total.[2,4,13]
Interaksi dengan Makanan dan Minuman
Konsumsi digoxin bersama makanan dapat memperlambat absorpsi digoxin, tetapi tidak mengurangi jumlah yang diabsorpsi. Namun, jika makanan berupa makan tinggi serat, maka jumlah digoxin yang diabsorpsi dapat berkurang. Hal ini akan mengakibatkan digoxin serum menurun. Oleh sebab itu, berikan jarak 2 jam antara konsumsi makanan tinggi serat dan digoxin.[1,4,5]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra