Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Asam Salisilat
Penggunaan asam salisilat atau salicylic acid pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori C oleh FDA. Sementara itu, penggunaan asam salisilat pada ibu menyusui juga perlu berhati-hati karena asam salisilat dapat diekskresikan melalui ASI dan memberikan dampak negatif pada bayi yang menyusu.[1,14]
Penggunaan pada Kehamilan
Oleh Food and Drug Administration (FDA), asam salisilat dimasukan dalam kategori C. Sementara itu, asam salisilat tidak dikategorikan oleh Therapeutic Goods Administration (TGA).[1,6]
Kategori C adalah tudi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Bila terserap secara sistemik, asam salisilat dapat menembus sawar darah plasenta. Penelitian pada kera dan tikus menunjukkan efek teratogenik pada pemberian peroral. Namun, efeknya pada pemberian topikal di kulit manusia sulit ditentukan.[1,6,13]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Bila terserap secara sistemik, asam salisilat dapat ditemukan pada ASI. Karena itu, penggunaan asam salisilat tidak direkomendasikan karena dapat berisiko menimbulkan toksisitas pada bayi. Bila digunakan, hindari aplikasi pada area dada untuk mencegah kontaminasi pada bayi.[1,14]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini