Kontraindikasi dan Peringatan Cisapride
Kontraindikasi penggunaan cisapride adalah pada pasien yang juga mengonsumsi obat yang meningkatkan risiko aritmia, atau pada pasien dengan faktor predisposisi aritmia. Peringatan penggunaan diperlukan terkait peningkatan risiko pemanjangan interval QT.[2,3]
Kontraindikasi
Cisapride dikontraindikasikan pada kondisi berikut:
- Hipersensitivitas terhadap cisapride atau eksipien yang terkandung dalam obat ini
- Mendapat obat lain yang bisa menghambat CYP3A4 seperti obat golongan azole, ritonavir, lopinavir, erythromycin, dan azithromycin
- Mendapat obat lain yang berpotensi menyebabkan aritmia, seperti quinidine dan amiodarone
- Pasien dengan faktor predisposisi aritmia, seperti hipokalemia atau riwayat gangguan jantung dan gagal jantung dekompensata
- Pasien dengan risiko gangguan elektrolit signifikan, seperti pasien diare atau muntah persisten[2,3,8]
Peringatan
Di Amerika Serikat, cisapride sudah ditarik dari peredaran bebas karena adanya risiko aritmia yang signifikan. Risiko ini dikaitkan dengan efek pemanjangan interval QT, sehingga pasien dengan peningkatan risiko aritmia sebaiknya tidak mengonsumsi cisapride.[2]
Risiko Aritmia
Aritmia jantung yang serius, termasuk ventricular tachycardia, fibrilasi ventrikel, torsades de pointes, dan pemanjangan QT telah dilaporkan pada pasien yang mendapat cisapride. Kasus aritmia ini juga ada yang sampai menyebabkan kematian.
Sekitar 85% dari kasus aritmia terjadi ketika cisapride digunakan pada pasien dengan faktor risiko, seperti pemberian obat lain yang menyebabkan pemanjangan interval QT, penghambat enzim CYP3A4, atau kondisi Kesehatan lain yang membuat pasien rentan terhadap aritmia. Pada sekitar 0,7% kasus, kejadian tersebut terjadi tanpa adanya faktor risiko yang teridentifikasi.[2]
Obat yang Meningkatkan Risiko Aritmia
Banyak golongan obat dan agen meningkatkan risiko terjadinya aritmia jantung yang serius. Oleh karena itu, cisapride dikontraindikasikan pada pasien yang sedang mengonsumsi:
- Antibiotik makrolida tertentu seperti clarithromycin dan erythromycin
- Antijamur tertentu, seperti itraconazole, ketoconazole, miconazole, dan fluconazole
- Protease inhibitor, seperti indinavir dan ritonavir
- Fenotiazin, seperti prochlorperazine dan promethazine
- Antiaritmia Kelas IA dan Kelas III, seperti quinidine, procainamide, dan sotalol
- Antidepresan trisiklik dan antidepresan tertentu, seperti nefazodone dan maprotiline
- Obat antipsikotik tertentu, seperti sertindole
- Agen lain, seperti bepridil, sparfloxacin, dan jus jeruk bali[2]
Sedasi dan Penurunan Fungsi Psikomotorik
Meskipun cisapride tidak mempengaruhi fungsi psikomotorik dan juga tidak menyebabkan sedasi atau kantuk bila digunakan sendiri, pasien perlu diberitahu bahwa cisapride dapat meningkatkan efek sedatif benzodiazepin dan alkohol.[2,8]