Kontraindikasi dan Peringatan Domperidone
Kontraindikasi penggunaan domperidone adalah hipersensitivitas terhadap obat ini dan adanya gangguan jantung seperti gagal jantung kongestif. Peringatan khusus juga perlu diberikan pada pengguna domperidone yang memiliki gangguan hepar dan ginjal.
Kontraindikasi
Domperidone dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap domperidone dan pasien tumor hipofisis yang mengalami peningkatan kadar prolaktin (prolaktinoma). Selain itu, obat ini juga dikontraindikasikan pada pasien yang memakai obat yang menginhibisi enzim CYP3A4, pasien gangguan motilitas gaster yang disertai perdarahan ataupun risiko perforasi, dan pasien dengan gangguan hati berat.
Pasien yang memiliki gangguan konduksi jantung seperti pemanjangan interval QT, pasien dengan gangguan elektrolit, pasien gagal jantung kongestif, dan pasien yang menggunakan obat yang memperpanjang interval QT juga menjadi kontraindikasi pemberian domperidone.[2,3,8]
Peringatan
Penggunaan domperidone sebaiknya dilakukan hati-hati pada kelompok pasien dengan gangguan hepar, gangguan fungsi ginjal, intoleransi laktosa, galaktosemia, dan risiko kematian mendadak akibat gangguan jantung.
Gangguan Hepar
Pada pasien dengan gangguan hepar sedang sampai berat, penggunaan domperidone menjadi kontraindikasi. Beberapa data menunjukkan bahwa properti farmakokinetik domperidone pada pasien dengan gangguan hepar ringan (Skor Pugh 5–6) tidak berubah.
Sementara itu, pada gangguan hepar sedang (skor Pugh 7–9), kadar domperidone yang bebas akan meningkat sebanyak 25% karena AUC (area under curve) dan waktu eliminasi domperidone meningkat. Penelitian pada pasien dengan gangguan hepar berat belum dilakukan.[8]
Gangguan Ginjal
Waktu T1/2 domperidone akan meningkat dari 7,4 jam hingga 20,8 jam pada pasien dengan insufisiensi ginjal (peningkatan kadar kreatinin >6 mg/100 ml). Oleh karena itu, pada penderita gangguan ginjal berat, dosis domperidone sebaiknya dikurangi menjadi 1–2 kali/hari sesuai keparahan gejala.[8]
Intoleransi Laktosa, Galaktosemia, Intoleransi Sorbitol, dan Malabsorbsi Glukosa
Penggunaan domperidone tidak disarankan pada kelompok pasien dengan intoleransi laktosa, galaktosemia, intoleransi sorbitol, dan malabsorbsi glukosa karena tablet domperidone mengandung laktosa dan sediaan suspensi mengandung sorbitol.[2]
Risiko Kematian Mendadak akibat Gangguan Jantung dan Aritmia pada Geriatri
Domperidone dapat meningkatkan risiko kematian mendadak akibat gangguan jantung dan aritmia. Risiko ini akan meningkat pada pasien dengan usia >60 tahun dan pasien yang memang memiliki gangguan jantung serta diabetes mellitus.[2,3,8,9]
Peringatan Lain
Domperidone sebaiknya tidak digunakan untuk profilaksis mual dan muntah setelah operasi. Obat ini tidak disarankan untuk jangka waktu panjang dan tidak disarankan jika pasien harus menyetir atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan tinggi. Hal ini dikarenakan domperidone dapat menimbulkan pusing dan kantuk.[2]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur