Farmakologi Laktulosa
Secara farmakologi, laktulosa atau lactulose bekerja sebagai laksatif dengan meningkatkan kadar cairan dalam usus dan membuat feses menjadi lebih lunak. Selain itu, laktulosa juga dapat digunakan untuk tata laksana ensefalopati hepatikum karena obat ini dapat mencegah ion amonia dalam usus terabsorbsi kembali ke dalam darah.[3,4,11]
Farmakodinamik
Sebagai laksatif untuk tata laksana konstipasi, laktulosa bekerja dengan meningkatkan tekanan osmotik dalam lumen saluran pencernaan, sehingga kadar cairan dalam usus meningkat dan feses menjadi lebih lunak. Laktulosa juga meningkatkan peristalsis.[3,4,11]
Sementara itu, sebagai terapi ensefalopati hepatikum, laktulosa memiliki mekanisme berbeda. Di dalam kolon, bakteri akan memecah laktulosa menjadi asam laktat dan asetat, sehingga kadar asam kolon meningkat. Kondisi kolon yang lebih asam ini akan menyebabkan difusi amonia (NH3) dari darah ke usus dan perubahannya menjadi ion amonia (NH4+). Laktulosa menyebabkan ion amonia menetap dalam kolon dan tidak terabsorbsi atau kembali ke dalam darah.[3,4,11]
Sebagai prebiotik, laktulosa dapat berperan sebagai faktor bifidogenik yang memiliki efek positif dalam mencegah dan mengendalikan diabetes melitus.[8]
Farmakokinetik
Sebagian besar laktulosa tidak diserap dalam usus. Oleh karena itu, metabolisme dan eliminasi obat ini pada umumnya hanya terjadi dalam saluran cerna.
Absorbsi
Absorbsi laktulosa dari saluran cerna sangat minimal. Bioavailabilitas laktulosa adalah <3% dengan waktu paruh 100–120 menit.
Distribusi
Laktulosa tidak banyak diserap dari saluran cerna, sehingga data tentang distribusinya pun terbatas. Obat ini umumnya menetap dalam saluran cerna hingga waktu eliminasi.
Metabolisme
Sebagian kecil laktulosa yang diserap dari saluran cerna tidak mengalami metabolisme di organ lain. Namun, laktulosa yang tetap berada dalam usus akan dimetabolisme oleh bakteri. Contoh metabolitnya adalah asam format, asam laktat, dan asam asetat.
Eliminasi
Laktulosa yang tidak diabsorbsi dalam usus akan dieliminasi melalui feses dan cairan empedu dalam bentuk laktulosa maupun metabolitnya (asam format, asam laktat, dan asam asetat). Sementara itu, laktulosa yang diserap dari usus (<3%) akan dieliminasi melalui urine.[4,9,11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini