Kontraindikasi dan Peringatan Misoprostol
Kontraindikasi penggunaan misoprostol bila ada riwayat reaksi alergi dan hipersensitivitas terhadap prostaglandin. Misoprostol juga tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan wanita dengan riwayat ruptur uteri. Peringatan penggunaan pada pasien yang sedang mengonsumsi obat-obat yang dapat menyebabkan diare.
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut dari penggunaan misoprostol adalah riwayat reaksi alergi terhadap misoprostol dan hipersensitivitas terhadap prostaglandin. Serta kontraindikasi diberikan pada ibu hamil, walaupun pasien tersebut memiliki risiko mengalami ulkus peptikum akibat obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).[1,5]
Kontraindikasi relatif lainnya tergantung pada efek obat yang diinginkan dan faktor risiko pasien. Pada pasien yang memiliki riwayat operasi sesar, tidak diperbolehkan menggunakan misoprostol untuk aborsi medis dikarenakan risiko ruptur uteri.[1,5]
Peringatan
Beberapa peringatan harus diperhatikan dalam penggunaan misoprostol, seperti:
- Penggunaan pada wanita dengan potensial hamil, kecuali dengan kondisi pasien memiliki hasil tes kehamilan negatif pada 2 minggu sebelum memulai terapi, pasien menggunakan kontrasepsi efektif, pasien sudah membaca dan setuju terhadap bahaya penggunaan obat. Pasien dapat mulai terapi misoprostol hanya pada hari ke 2 atau ke 3 setelah periode menstruasi
- Penggunaan misoprostol dapat menyebabkan diare, sehingga penggunaannya tidak disarankan bersamaan dengan obat-obat yang dapat menyebabkan diare, seperti antasida yang mengandung magnesium.
- Disarankan penggunaan kontrasepsi efektif pada ibu yang menggunakan misoprostol.
- Penggunaan pada pasien dengan riwayat gangguan kardiovaskular perlu diawasi untuk mengevaluasi kemungkinan munculnya efek samping seperti nyeri dada, edema, hipotensi, hipertensi, aritmia, sinkop, dan infark miokard.[5,7,16]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri