Farmakologi Oxytocin
Farmakologi oxytocin adalah sebagai stimulan uterus, vasoaktif, dan memiliki efek antidiuretik. Oxytocin menyebabkan peningkatan kadar kalsium intraseluler di miofibril uterus, sehingga menghasilkan kontraksi uterus akibat peningkatan produksi prostaglandin.[1-4]
Farmakodinamik
Oxytocin merupakan hormon oligopeptida yang dilepaskan dari hipofisis posterior tetapi sumbernya berasal dari hipotalamus nukleus paraventrikular. Oxytocin yang diberikan dari luar bekerja dengan menstimulasi kontraksi uterus di miometrium melalui G-protein coupled receptors (GPCR).
Oxytocin menstimulasi kontraksi uterus dengan meningkatkan kadar kalsium intraseluler sehingga memberikan feedback positif dan menghasilkan pengeluaran oxytocin. Peningkatan dan frekuensi kontraksi uterus menyebabkan proses persalinan menjadi lengkap akibat lengkapnya pembukaan jalan lahir.[1,2,4,8]
Oxytocin yang berasal dari dalam (oxytocin endogen) dilepaskan melalui impuls saraf yang distimulasi oleh proses kepala bayi didorong melewati servik dan impuls tersebut diteruskan ke otak sehingga hipofisis posterior mensekresikan oxytocin. Oxytocin yang dilepaskan melalui darah ke uterus menyebabkan peningkatan kontraksi uterus.[1,4]
Oxytocin juga menyebabkan kontraksi sel mioepitel di saluran alveolar payudara wanita. Kontraksi tersebut menyebabkan pengeluaran susu dan umpan balik positif terhadap refleks pengeluaran susu. Penghisapan mulut bayi ke payudara ibu memberikan sinyal ke otak untuk meningkatkan lebih banyak sekresi oxytocin.[1-4,6-8]
Farmakokinetik
Farmakokinetik oxytocin bergantung pada jalur pemberiannya. Pada pemberian intramuskular, onset kerja kontraksi uterus terjadi dalam 3-5 menit. Pada pemberian intravena, onset kerja terjadi dalam 1 menit.[1-4]
Absorpsi
Oxytocin intravena kontinyu diberikan untuk menginduksi atau mempercepat proses partus. Respon motilitas uterus muncul secara gradual dan mencapai keadaan stabil dalam 20-40 menit. Saat pemberian dihentikan, konsentrasi oxytocin menurun secara cepat dalam waktu 1 jam, namun tetap mempertahankan konsentrasi yang adekuat pada jumlah yang lebih rendah.
Oxytocin injeksi intravena dan intramuskular biasa diberikan untuk pencegahan atau tata laksana perdarahan postpartum. Pada pemberian oxytocin IV, oxytocin bekerja sangat cepat yaitu dalam waktu 1 menit, dan pada pemberian oxytocin IM, oxytocin bekerja dalam waktu 3-5 menit dan dapat bertahan hingga 2-3 jam.
Oxytocin intranasal 10-20 unit menyebabkan kontraksi myoepithelial alveoli kelenjar mammae dalam beberapa menit dan bertahan hingga 20 menit.[4,8,11]
Distribusi
Volume distribusi oxytocin adalah sekitar 12,2 L atau 0,17 L/kg. Oxytocin didistribusikan melalui cairan ekstraselular dan menyebrang plasenta sehingga dalam kadar yang rendah oxytocin terdapat di sirkulasi fetal. Oxytocin dapat ditemukan dalam kadar yang rendah di ASI.[8,11]
Metabolisme
Oxytocin didegradasi oleh oxytocinase, enzim yang diproduksi hanya pada saat kehamilan dan terdapat di plasma, plasenta, dan jaringan uterus. Enzim diproduksi secara gradual selama kehamilan dan meningkat dengan cepat pada saat aterm, enzim kemudian menurun setelah persalinan. Oxytocin juga dimetabolisme di liver dengan cepat, dan dalam jumlah yang kecil dimetabolisme di kelenjar mammae.[4,8]
Eliminasi
Oxytocin diekskresikan lewat hepar dan ginjal dalam waktu 3-20 menit. Jika tingkat pembersihan oxytocin wanita hamil dibandingkan dengan wanita tidak hamil dan laki-laki, tingkat pembersihan metabolik oxytocin lebih cepat pada wanita hamil.
Secara signifikan 85% konsentrasi oxytocin menurun dalam 1 jam pada wanita hamil, sedangkan tidak ada degradasi signifikan pada wanita tidak hamil dan laki-laki. Tingkat pembersihan metabolik pada ketiga kelompok tidak ada perbedaan signifikan, yaitu sekitar 20 ml/kg per menit. Hanya 1% oxytocin dalam bentuk yang tidak diubah diekskresikan di urin.[4,11,8]
Resistensi
Aktivasi reseptor oxytocin berkepanjangan dapat menyebabkan desensitisasi reseptor. Pada pemberian oxytocin dosis tinggi selama 4 jam, sebanyak 50% sel tidak merespon terhadap oxytocin, dan pada pemberian selama 6 jam sudah tidak ditemukan peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler. Penurunan aktivitas reseptor pada miometrium ini menyebabkan manifestasi klinis seperti partus distosia atau perdarahan post partum.
Risiko perdarahan post partum berat lebih mungkin terjadi pada pemberian oxytocin dosis tinggi durasi lama sebelum partus. Pemberian oxytocin 20 miliunit/menit selama 4,2 jam atau lebih meningkatkan risiko terjadi perdarahan post partum berat sebanyak 1,62 kalo. Pemberian oxytocin sebaiknya diberikan dosis terendah efektif dengan durasi sependek mungkin agar mencegah terjadinya perdarahan postpartum.[1-4,18]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji