Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Asam Folat
Penggunaan asam folat pada kehamilan masuk kategori A baik dari FDA maupun TGA. Centers for Disease Control (CDC) dan Kementerian Kesehatan Indonesia sangat merekomendasikan pemberian folat pada wanita usia reproduksi dan wanita hamil. Penggunaan asam folat pada ibu menyusui juga diperbolehkan.[3,9,10,14,15]
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kementerian Kesehatan Indonesia, setiap wanita usia reproduksi sebaiknya mengkonsumsi asam folat 400 mcg setiap harinya karena sejumlah besar kehamilan tidak direncanakan sebelumnya dan cacat janin terjadi pada awal kehamilan bahkan sebelum disadari hamil (3 – 4 minggu setelah konsepsi).
Pada wanita dengan riwayat kehamilan dengan defek tuba neural, yang mau merencanakan kehamilan, CDC merekomendasikan untuk mengkonsumsi 4000 mcg asam folat setiap harinya selama 1 bulan sebelum hamil dan hingga 3 bulan selama kehamilan.[16]
Kategori A: Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin, dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan janin.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), asam folat termasuk kategori A. Studi penelitian yang terkontrol dengan baik tidak dapat menunjukkan adanya resiko pada janin pada seluruh trimester kehamilan.[3,9]
Menurut Therapeutic Goods Administration (TGA), Obat ini telah dikonsumsi oleh sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia reproduksi tanpa adanya bukti peningkatan frekuensi malformasi janin atau adanya efek berbahaya secara langsung atau tidak langsung pada kehamilan yang diawasi.[3,10]
Konsumsi asam folat dosis tinggi menyebabkan abnormalitas janin pada hewan uji. Namun, belum ada laporan mengenai adanya efek buruk pada janin manusia. Defisiensi asam folat selama kehamilan terkait dengan defek tuba neural (NTD), abruptio plasenta, hipertensi gestasional, abortus, plasenta previa, persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan anemia megaloblastik.[3]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Asam folat diekskresikan ke dalam ASI. Asupan folat yang cukup dibutuhkan pada masa kehamilan dan menyusui untuk kesehatan ibu dan bayi. Kebutuhan folat selama hamil dan menyusui sulit untuk dipenuhi hanya dari asupan makanan saja. Namun jika kebiasaan makan baik, suplementasi tidak dibutuhkan. Adapun beberapa ibu menyusui dengan kondisi berikut perlu suplementasi asam folat, yaitu pada ibu dengan defisiensi asam folat, infeksi, diare yang memanjang, serta ibu dengan bayi BBLR.[3,14]
Ibu menyusui yang mengkonsumsi suplemen asam folat mempunyai kandungan asam folat pada ASI yang lebih tinggi dibanding pada ibu yang tidak mengkonsumsi suplemen asam folat. Bayi yang disusui ASI memperoleh asupan folat yang lebih tinggi dibanding pada bayi yang mengkonsumsi susu formula.[3,15]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari