Kontraindikasi dan Peringatan Imunoglobulin Intravena (IVIG)
Kontraindikasi imunoglobulin intravena (IVIG) adalah penggunaan pada pasien dengan hipersensitivitas berat terhadap imunoglobulin manusia atau komponen lain dalam sediaan, seperti pasien dengan defisiensi IgA yang memiliki antibodi anti-IgA. Peringatan meliputi kewaspadaan disfungsi ginjal, karena IVIG dapat meningkatkan risiko gagal ginjal akut pada pasien dengan faktor risiko seperti dehidrasi, diabetes, atau penggunaan obat nefrotoksik.[1,3,10]
Kontraindikasi
IVIG tidak memiliki kontraindikasi absolut, namun penggunaannya pada pasien berisiko tinggi harus dilakukan dengan hati-hati. Reaksi anafilaksis yang berat telah dilaporkan walaupun jarang pada penggunaan produk IVIG karena adanya antibodi anti-IgA pada pasien dengan defisiensi IgA.
Selain itu, vaksin campak, mumps, dan rubella (MMR) tidak boleh diberikan pada anak-anak yang menerima terapi IVIG, karena IgG dapat melawan virus yang dilemahkan dalam vaksin dan menyebabkannya menjadi tidak aktif. Oleh karena itu pemberian vaksin harus ditunda setidaknya 9 bulan setelah terapi IVIG.[1,3,10]
Peringatan
Peringatan utama penggunaan IVIG mencakup risiko trombosis, gangguan ginjal, dan reaksi infus yang serius.
Risiko Trombosis
Trombosis, termasuk kejadian fatal seperti infark miokard, emboli paru, dan deep vein thrombosis, telah dilaporkan pada pasien yang menerima IVIG. Mekanisme trombosis yang terkait dengan IVIG belum sepenuhnya dipahami, tetapi kemungkinan disebabkan oleh perubahan reologi darah seperti peningkatan viskositas dan aktivasi trombosit.
Risiko trombosis lebih tinggi pada pasien dengan riwayat aterosklerosis, riwayat penyakit kardiovaskular, gangguan pembekuan, atau imobilisasi berkepanjangan. Oleh karena itu, pada pasien dengan risiko trombosis, dosis minimal dan laju infus yang paling rendah harus digunakan, dengan pemantauan ketat selama pemberian.[1,3,10]
Risiko Gangguan Fungsi Ginjal
Selain trombosis, IVIG dapat menyebabkan disfungsi ginjal, termasuk gagal ginjal akut dan nefrosis osmotik, yang dapat berakibat fatal. Risiko ini lebih tinggi pada pasien dengan insufisiensi ginjal sebelumnya, diabetes, dehidrasi, sepsis, atau lansia, serta pada mereka yang menerima obat nefrotoksik.
Untuk mengurangi risiko, pasien harus terhidrasi dengan baik sebelum pemberian IVIG, dan dosis serta laju infus yang paling rendah harus dipertimbangkan, terutama pada kelompok risiko tinggi. Fungsi ginjal, termasuk keluaran urine dan kadar kreatinin serum, perlu dievaluasi sebelum dan selama terapi.[1,3,10]
Reaksi Infus
Reaksi infus juga menjadi perhatian penting, terutama pada pasien yang belum pernah menerima IVIG sebelumnya atau yang beralih ke sediaan IVIG baru. Reaksi tersebut bisa mencakup demam, menggigil, mual, muntah, hingga penurunan tekanan darah yang signifikan dan gejala anafilaksis.
Pasien dengan riwayat hipertensi juga berisiko mengalami peningkatan tekanan darah yang mendadak selama atau segera setelah infus IVIG. Jika reaksi infus terjadi, infus harus diperlambat atau dihentikan sementara, dan bila gejala mereda, dapat dilanjutkan dengan laju yang lebih lambat. Pada reaksi yang lebih parah seperti anafilaksis, infus harus dihentikan segera.[1,3,10]