Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Pneumokokus
Efek samping vaksin pneumokokus yang paling sering ditemukan adalah efek samping lokal seperti eritema, edema, indurasi, atau nyeri. Efek samping sistemik lebih jarang ditemukan. Vaksin pneumokokus memiliki interaksi dengan vaksin herpes zoster hidup, vaksin meningokokus, vaksin influenza, serta obat imunosupresan dan kemoterapi.[2-6]
Efek Samping
Efek samping yang paling banyak ditemukan merupakan efek samping lokal seperti kemerahan, nyeri, atau indurasi pada daerah injeksi. Reaksi lokal ini dapat terjadi sampai 48 jam pascainjeksi. Reaksi lokal lebih sering ditemukan pada pasien yang menerima dosis PPSV23 kedua. Pada pasien yang mendapatkan vaksin PCV13, 8% dari efek samping lokal memiliki keparahan yang berat sampai mengganggu pergerakan ekstremitas.
Efek samping sistemik pada berbagai sistem organ juga dapat ditemukan, namun dalam frekuensi yang jarang. Efek samping sistemik yang banyak dilaporkan adalah demam dan mialgia. Demam sampai 7 hari pasca pemberian vaksin ditemukan pada 24–35% kasus.
Efek samping muskuloskeletal antara lain adalah mialgia, artralgia dan nyeri punggung. Efek samping neurologis antara lain nyeri kepala, radikulopati, kejang, sindrom Guillain-Barre, hipotonia, insomnia, parestesia dan sinkop.
Selain itu pada pasien juga dapat terjadi bronkospasme, faringitis, anemia aplastik, anemia hemolitik, trombositopenia, leukositosis, dan reaksi anafilaksis. Pasien juga bisa mengalami angioedema, reaksi Arthus, serta gejala gastrointestinal seperti mual, dispepsia, diare dan muntah.[2-6]
Interaksi Obat
Vaksin pneumokokus memiliki interaksi dengan beberapa obat dan vaksin lain.
Interaksi dengan Vaksin Lain
Pemberian vaksin pneumokokus dengan vaksin herpes zoster atau vaksin meningokokus sebaiknya tidak diberikan bersamaan. Respon imun kedua vaksin ini akan menurun jika diberikan bersamaan.
Pemberian vaksin pneumokokus, vaksin herpes zoster, dan vaksin meningokokus sebaiknya diberikan jarak minimal 4 minggu. Pemberian vaksin pneumokokus dengan vaksin lain dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan di ekstremitas yang berbeda.
Pemberian vaksin pneumokokus dan vaksin influenza dapat sedikit meningkatkan risiko kejang demam.[6,7,13,14,16]
Obat Imunosupresan dan Kemoterapi
Pasien yang sedang dalam terapi imunosupresi atau kemoterapi sebaiknya tidak diberikan vaksin pneumokokus karena akan menurunkan respon imun tubuh terhadap vaksin. Vaksin dapat diberikan 2 minggu sebelum pemberian terapi imunosupresi atau kemoterapi. Pemeriksaan kadar antibodi direkomendasikan pada pasien yang diberikan vaksin saat dalam terapi imunosupresi atau kemoterapi.[6,7,13,14,16]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani