Indikasi dan Dosis Magnesium
Indikasi magnesium adalah sebagai suplementasi dalam kondisi hipomagnesemia, pencegahan kejang pada kasus preeklampsia dan eklampsia, serta tata laksana aritmia dan dispepsia. Magnesium merupakan salah satu zat yang diperlukan oleh tubuh dengan jumlah kebutuhan harian disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, kehamilan, dan menyusui.[1,2]
Tabel 1. Kebutuhan Harian atau Recommended Dietary Allowance (RDA) Magnesium (dalam mg)
Usia | Laki-Laki | Perempuan | Hamil | Menyusui |
0-6 bulan | 30 | 30 |
tidak ada data | |
7-12 bulan | 75 | 75 | ||
1-3 tahun | 80 | 30 | ||
4-8 tahun | 130 | 130 | ||
9-13 tahun | 240 | 240 | ||
14-18 tahun | 410 | 360 | 400 | 360 |
19-30 tahun | 400 | 310 | 350 | 310 |
31-50 tahun | 420 | 310 | 360 | 320 |
51+ | 420 | 320 | tidak ada data |
Sumber: dr. Virly Isella, 2021[2]
Hipomagnesemia
Hipomagnesemia adalah suatu kondisi dimana kadar magnesium serum <1,8 mg/dL. Kondisi ini dapat disebabkan asupan magnesium yang inadekuat, gangguan penyerapan pada saluran pencernaan, disfungsi ginjal, penggunaan diuretik, dan alkoholisme.
Hipomagnesemia dapat asimptomatik, maupun dengan gejala, seperti mual, muntah, kelemahan, parestesi, hingga kejang tonik-klonik akibat hipomagnesemia berat (kadar magnesium kurang dari 1,25 mg/dL). Hipomagnesemia juga ditandai dengan:
- Gangguan sistem kardiovaskular, seperti aritmia, torsade de pointes, fibriliasi ventrikel, dan hipertensi
- Gangguan neuromuskular, seperti disfagia, hiperrefleks, tremor, tanda Chvostek, tanda Trousseau, dan fasikulasi otot
- Sistem saraf pusat, seperti depresi, agitasi, psikosis, nistagmus, dan kejang
- Abnormalitas elektrolit lain, seperti hipokalsemia dan hipokalemia[2-4]
Dosis
Pengobatan dengan garam magnesium diindikasikan pada defisiensi magnesium simptomatik atau kadar magnesium terus-menerus <1,25 mg/dL. Sekitar 2 kali jumlah defisit yang diperkirakan harus diberikan pada pasien dengan fungsi ginjal normal, karena sekitar 50% magnesium yang diberikan akan diekskresikan ke urine. Garam magnesium oral (misalnya, magnesium glukonat 500-1000 mg per oral 3 kali sehari) diberikan selama 3-4 hari.
Pemberian parenteral dapat dipertimbangkan pada hipomagnesemia berat dan simptomatik yang tidak dapat mentoleransi obat oral. Pada pemberian magnesium secara parenteral, larutan magnesium sulfat 10% (1 g/10 mL) tersedia untuk penggunaan intravena dan larutan 50% (1 g/2 mL) tersedia untuk penggunaan intramuskular. Konsentrasi magnesium serum harus sering dipantau selama terapi, terutama jika diberikan pada pasien dengan insufisiensi ginjal atau dalam dosis berulang.
Pada hipomagnesemia simptomatik berat (misalnya, magnesium <1,25 mg/dL dengan kejang atau gejala berat lainnya), dosis 2-4 g magnesium sulfat IV diberikan selama 5-10 menit dapat dipetimbangkan. Apabila kejang berlanjut, dosis dapat diulang hingga total 10 g selama 6 jam. Pada pasien yang kejangnya berhenti, 10 g magnesium dalam 1 L dextrose 5% dapat diberikan selama 24 jam, dilanjutkan dengan magnesium hingga 2,5 g setiap 12 jam untuk menggantikan dan mencegah defisit lebih lanjut.
Bila magnesium serum ≤1,25 mg/dl tetapi gejala tidak terlalu berat, magnesium sulfat dapat diberikan IV dalam dextrose 5% dengan kecepatan 1 g/jam sebagai infus lambat hingga 10 jam. Dalam kasus hipomagnesemia yang lebih ringan, suplementasi bertahap dapat dilakukan dengan pemberian dosis parenteral yang lebih kecil selama 3-5 hari sampai konsentrasi magnesium serum normal.[14]
Preeklampsia Berat dan Eklampsia
Magnesium dapat diberikan pada preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia. Pada kasus tersebut, pemberian magnesium sulfat bertujuan untuk mencegah dan mengontrol kejang.
Pada kasus PEB dan eklampsia, pemberian magnesium sulfat dapat diberikan secara IV atau IM. Pemberian secara IV dimulai dengan dosis inisial 4-6 gram yang diberikan selama 15-30 menit pada saat awitan persalinan, kemudian 1-2 gr/jam selama paling tidak 24 jam pascapersalinan. Kecepatan maksimal pemberian yaitu 3 gr/jam. Bila terjadi kejang, dapat diberikan bolus ekstra magnesium sulfat 2-4 gr.[3,5]
Pemberian magnesium sulfat IM dimulai dengan dosis inisial 10 gr, yang disuntikkan dengan dosis masing-masing 5 gr di tiap bokong pada saat awitan persalinan. Kemudian, dilanjutkan penyuntikan sebesar 5 gram setiap 4 jam sekali paling tidak selama 24 jam setelah persalinan.[5]
Aritmia
Magnesium sulfat dapat diberikan pada kasus aritmia, seperti ventrikular takikardia dan torsades de pointes. Dosis yang digunakan yaitu 2 gram intravena selama 10-15 menit, dan dapat diulang satu kali bila perlu.[6]
Dispepsia (Antasida)
Magnesium karbonat 500 mg/hari per oral, diberikan sebanyak 3 kali sehari, dapat digunakan dalam tata laksana dispepsia. Pilihan lain adalah magnesium hidroksida 400 mg, dikunyah 1-2 tablet, 4 kali sehari atau bila diperlukan.[13,15,16]