Kontraindikasi dan Peringatan Magnesium
Penggunaan magnesium kontraindikasi pada pasien dengan gagal ginjal, gangguan konduksi jantung, dan kerusakan hepar. Pemberian magnesium sulfat harus hati-hati pada pasien dengan disfungsi ginjal, penderita gangguan neuromuskular, ibu hamil, dan menyusui.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian magnesium antara lain pada pasien dengan gagal ginjal. Kondisi gagal ginjal dapat menyebabkan ekskresi magnesium berkurang dan berpotensi menyebabkan hipermagnesemia sampai dengan gejala toksisitas magnesium.[3,5]
Kontraindikasi lain yaitu pada kondisi gangguan konduksi jantung misalnya blok jantung, kerusakan miokardial, ensefalopati hepatik, dan gagal hati. Pemberian magnesium per oral juga dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan saluran pencernaan akut.[5]
Peringatan
Pemberian magnesium sulfat harus hati-hati terutama pada pasien dengan myasthenia gravis atau penyakit neuromuskular lain, gangguan ginjal, lansia, serta ibu hamil dan menyusui. Pasien dengan gangguan ginjal berisiko lebih tinggi untuk mengalami efek samping akibat pemberian magnesium.
Pemberian magnesium pada pasien myasthenia gravis atau pada pasien dengan gangguan neuromuskular lain dapat menyebabkan perburukan kondisi. Hal ini karena magnesium menghambat pelepasan asetilkolin.[3,5]
Pasien geriatri seringkali memerlukan pengurangan dosis karena menurunnya fungsi ginjal. Pada pasien dengan insufisiensi berat, dosis tidak boleh melebihi 20 gr dalam 48 jam. Serum magnesium harus dipantau pada populasi ini.[10]
Pemberian pada ibu hamil dan menyusui memerlukan pertimbangan besaran manfaat dan risiko terhadap ibu dan janin. Magnesium sulfat telah diketahui bersifat teratogenik, sedangkan magnesium sitrat dilaporkan menyebabkan efek buruk pada binatang percobaan.[7,10]
Berikan magnesium secara hati-hati jika terjadi flushing dan berkeringat. Ketika barbiturat, narkotika atau obat hipnotik lain harus diberikan bersama dengan magnesium, dosisnya harus disesuaikan karena efek depresan saraf pusat aditif dari magnesium.
Ketika dosis berulang obat diberikan secara parenteral, pemeriksaan refleks patella harus dilakukan sebelum setiap dosis pemberian. Jika hasil abnormal, dosis magnesium tambahan tidak boleh diberikan. Kekuatan refleks tendon dalam akan mulai berkurang ketika kadar magnesium melebihi 4 mEq/L, serta risiko paralisis otot pernapasan meningkat pada kadar magnesium mencapai 10 mEq/L.[10]