Penggunaan pada Kehamilan dan Menyusui Vitamin B Kompleks
Penggunaan vitamin B kompleks sediaan oral pada kehamilan dimasukkan dalam kategori A oleh FDA, atau dalam kategori C apabila dosis setiap vitamin melebihi recommended daily allowance. Sedangkan untuk sediaan injeksi, belum disetujui penggunaannya pada kehamilan. Pada ibu menyusui, vitamin B kompleks diketahui diekskresikan ke dalam ASI.[8,9]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA), vitamin B kompleks sediaan oral pada kehamilan masuk dalam kategori A. Namun, apabila dalam dosis setiap vitamin melebihi recommended dietary allowance maka masuk dalam kategori C.[8,9]
Kategori A adalah studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin, dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan janin. Sedangkan kategori C adalah studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Sementara itu, vitamin B kompleks tidak tercantum pada Therapeutic Goods Administration (TGA).
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Vitamin B kompleks diekskresikan ke dalam ASI. Penggunaan masing-masing kandungan dalam vitamin B kompleks harus berhati-hati pada ibu menyusui, yaitu menghindari penggunaan yang melebihi RDA pada ibu menyusui normal.[8,9]
Diketahui vitamin B6 diekskresikan dalam ASI dan berbanding lurus dengan asupan ibu. Kejang pada neonatus telah dilaporkan setelah kelahiran pada ibu yang mengonsumsi piridoksin 80 mg/hari, atau pada bayi yang ASI ibunya mengandung 67 μg/hari.[8]
Asam folat juga diketahui diekskresikan dalam ASI. Selama menyusui, kebutuhan asam folat akan meningkat, tetapi jumlah yang ada dalam ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Umumnya, suplementasi diperlukan pada bayi berat lahir rendah oleh ibu dengan defisiensi asam folat atau adanya infeksi diare lama.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH