Hypoxia Inducible Factor Prolyl Hydroxilase Inhibitor (Inhibitor HIF-PH) diduga dapat menjadi opsi baru tata laksana anemia pada penyakit ginjal kronis. Anemia merupakan komplikasi yang sering ditemui pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease atau CKD).[1-7] Anemia pada pasien CKD terutama disebabkan oleh berkurangnya produksi eritropoietin endogen akibat kerusakan jaringan ginjal dan masalah metabolisme besi (Functional Iron Deficiency/ FID). FID terutama dipengaruhi oleh kadar hepcidin yang tinggi. Hepcidin memblokade absorpsi besi dan mengurangi pelepasan besi dari sel retikuloendotelial.[1-5]
Permasalahan dalam Tata Laksana Anemia pada Penyakit Ginjal Kronis
Penatalaksanaan anemia pada pasien penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease atau CKD) saat ini dilakukan dengan pemberian transfusi darah atau agen stimulasi eritropoiesis (eritropoiesis stimulating agent atau ESA). Sedangkan, masalah metabolisme besi (Functional Iron Deficiency/ FID) ditangani dengan pemberian suplemen besi oral atau intravena. [1-7] Namun, pendekatan tersebut menimbulkan sejumlah masalah yakni:
- Risiko morbiditas kardiovaskular dan mortalitas seiring peningkatan kadar eritropoietin (EPO) akibat pemberian ESA berulang untuk mencapai target Hb yang lebih tinggi
- Timbulnya berbagai komplikasi transfusi darah
Efek samping akibat pemberian berulang suplemen besi, terutama sediaan besi intravena [1-7]
- Timbulnya kasus ESA hiporesponsif atau resisten
- Timbulnya pasien yang mengalami pembentukan antibodi anti-EPO
- Peningkatan risiko infeksi pada pasien CKD yang diberikan ESA[1]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)