Penurunan Berat Badan Setelah Diagnosis Diabetes Berkaitan dengan Remisi – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna

1-Year Weight Change After Diabetes Diagnosis and Long-Term Incidence and Sustainability Of Remission Of Type 2 Diabetes In Real-World Settings In Hong Kong: An Observational Cohort Study.

Wu H, Yang A, Lau ESH, et al. PLoS Medicine. 2024; 21(1):e1004327. doi: 10.1371/journal.pmed.1004327.

studiberkelas

Abstrak

Latar Belakang: Berbagai uji klinis telah menunjukkan remisi diabetes mellitus tipe 2 dapat dicapai setelah terjadi penurunan berat badan yang berkelanjutan. Namun, kemungkinan dari pencapaian remisi diabetes melalui manajemen berat badan pada setting dunia nyata masih belum diketahui.

Pada studi ini, peneliti memeriksa hubungan antara perubahan berat badan pada tahun pertama setelah diagnosis diabetes dengan insiden remisi diabetes tipe 2 secara jangka panjang dan berkelanjutan pada setting dunia nyata di Hong Kong.

Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort observasional berbasis populasi. Risk Assessment and Management Programme for Diabetes Mellitus (RAMP-DM) memberikan pengkajian komprehensif regular terhadap kontrol metabolik dan skrining komplikasi pada orang dengan diabetes di Hong Kong.

Peneliti mengikutsertakan 37.326 orang yang baru terdiagnosis diabetes tipe 2 dan terdaftar dalam kohort RAMP-DM antara tahun 2000 dan 2017, kemudian diikuti hingga tahun 2019. Remisi diabetes didefinisikan sebagai pemeriksaan HbA1c < 6,5% pada 2 kali pemeriksaan berurutan dengan jeda minimal 6 bulan tanpa adanya pemberian obat antidiabetes (OAD) dan tanpa riwayat OAD selama minimal 3 bulan sebelum pengukuran.

Hasil: Saat median follow up 7,9 tahun, 6,1% (2.279) orang mengalami remisi diabetes, dengan angka kejadian 7,8 per 1.000 orang-tahun. Setelah dilakukan penyesuaian dengan diagnosis diabetes, jenis kelamin, tahun pengkajian, indeks massa tubuh (IMT), penanda metabolik lain, merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan, hazard ratio (HR) untuk remisi diabetes adalah 3,28 untuk orang dengan penurunan berat badan ≥ 10% dalam 1 tahun setelah diagnosis; 2,29 untuk penurunan berat badan 5-9,9%; dan 1,34 untuk penurunan berat badan 0-4,9%, dibandingkan dengan peningkatan berat badan.

Pada median follow up 3,1 tahun, 67,2% (1.531) orang yang mencapai remisi diabetes kembali menjadi hiperglikemia, dengan angka kejadian 184,8 per 1.000 orang-tahun. HR adjusted untuk kembali ke hiperglikemia adalah 0,52 untuk orang dengan penurunan berat badan ≥ 10%; sebesar 0,78 untuk penurunan berat badan 5-9,9%; dan 0,90 untuk penurunan berat badan 0-4,9% dibandingkan dengan peningkatan berat badan.

Remisi diabetes berhubungan dengan 31% (HR: 0,69) penurunan risiko kematian segala sebab. Batasan utama dari studi ini adalah reliabilitas dari HbA1c yang digunakan untuk mendefinisikan remisi diabetes dapat disebabkan oleh kondisi medis lain. Lebih lanjut lagi, kami tidak mempunyai data pada operasi bariatrik.

Kesimpulan: Pada studi ini, penurunan berat badan yang lebih besar dalam waktu 1 tahun setelah diagnosis diabetes berhubungan dengan peningkatan kemungkinan remisi diabetes dan penurunan risiko untuk kembali hiperglikemia pada mereka yang telah mencapai remisi diabetes.

Namun, baik kejadian remisi diabetes maupun kemungkinan keberlanjutan jangka panjangnya rendah jika dilakukan penatalaksanaan konvensional di dunia nyata, di era ketika pentingnya penurunan berat badan belum sepenuhnya dihargai. Studi ini memberikan bukti bagi pembuat kebijakan untuk merancang dan menerapkan intervensi manajemen berat badan dini dan inisiatif remisi diabetes.

Unrecognizable,Young,Indian,Woman,Stepping,On,Scales,To,Measure,Her

Ulasan Alomedika

Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) sering dianggap sebagai kondisi ireversibel yang memerlukan obat-obatan seumur hidup untuk mengontrol gula darah. Namun, berbagai uji klinis telah menunjukkan bahwa remisi dari DMT2 dapat dicapai melalui penurunan berat badan yang berkelanjutan pasca operasi bariatrik atau perubahan gaya hidup pada pasien dengan obesitas.

Ulasan Metode Penelitian

Penelitian ini adalah studi kohort observasional berbasis populasi, yang menggunakan data dari Sistem Rekam Medis Elektronik (EMR) Otoritas Rumah Sakit Hong Kong (HA) dan Risk Assessment and Management Programme for Diabetes Mellitus (RAMP-DM).

Populasi Studi:

Populasi studi meliputi individu dengan diagnosis baru diabetes tipe 2 (durasi diabetes yang dilaporkan sendiri ≤1 tahun) yang menjalani penilaian RAMP-DM pertama mereka antara 1 Januari 2000 dan 31 Desember 2017. Untuk mengurangi pengaruh perubahan berat badan terkait usia, orang yang berusia di bawah 18 tahun atau di atas 75 tahun pada saat diagnosis diabetes dieksklusikan.

Selain itu, orang dengan IMT ekstrem (<15 atau >50 kg/m²), nilai perubahan berat badan 1 tahun yang tidak dapat diandalkan, atau data yang hilang mengenai perubahan berat badan 1 tahun juga dieksklusikan. Untuk mengurangi kemungkinan perubahan berat badan yang disebabkan oleh penyakit berat, orang dengan penyakit kardiovaskular, kanker, atau penyakit ginjal stadium akhir yang sudah ada sebelumnya juga dieksklusikan.

Pasien yang tidak menggunakan obat diabetes (OAD) tetapi tidak memiliki catatan HbA1c ≥6.5% dalam satu tahun setelah diagnosis diabetes, atau yang mengalami remisi diabetes prevalen, serta pengguna insulin pada baseline juga dieksklusikan.

Pengukuran Perubahan Berat Badan 1 Tahun:

Variabel paparan adalah persentase perubahan berat badan 1 tahun (%) setelah diagnosis diabetes. Berat badan pada penilaian RAMP-DM pertama saat diagnosis diabetes digunakan sebagai berat badan dasar, dan berat badan pada penilaian RAMP-DM tindak lanjut yang paling dekat (±6 bulan) dengan 1 tahun setelah berat badan dasar digunakan sebagai berat badan 1 tahun.

Penilaian Luaran:

Luaran utama adalah remisi insiden diabetes tipe 2. Remisi diabetes didefinisikan berdasarkan laporan Konsensus Internasional 2021 sebagai dua atau lebih pengukuran HbA1c <6,5% yang diambil dalam interval waktu minimal 6 bulan tanpa penggunaan OAD antara pengukuran tersebut dan tanpa catatan OAD setidaknya 3 bulan sebelum pengukuran HbA1c <6,5% pertama. Tanggal pengukuran HbA1c <6,5% pertama digunakan sebagai tanggal remisi diabetes.

Luaran sekunder mencakup kembalinya hiperglikemia (didefinisikan sebagai HbA1c ≥6,5% atau penggunaan OAD pada orang yang telah mencapai remisi diabetes), kematian karena segala sebab, dan kematian karena penyebab spesifik di antara orang dengan dan tanpa remisi diabetes. Penyebab spesifik kematian meliputi kematian akibat kanker, penyakit kardiovaskular, dan pneumonia, yang merupakan 3 penyebab kematian paling umum pada diabetes tipe 2 di Hong Kong.

Populasi studi dikategorikan berdasarkan perubahan berat badan 1 tahun (%) menjadi 4 kelompok:

  • Penurunan berat badan ≥10%
  • Penurunan berat badan 5-9,9%
  • Penurunan berat badan 0-4,9%
  • Peningkatan berat badan >0%

Ulasan Hasil Penelitian

Jumlah peserta penelitian yang dilibatkan dalam analisis adalah 37.326 orang, di mana 50,5% (18.832 orang) adalah laki-laki. Pada saat awal, rerata usia peserta adalah 56,6 tahun dengan IMT rerata 26,4 kg/m² dan HbA1c rerata 7,7%. Setelah 1 tahun, rerata penurunan berat badan adalah 0,2%.

Perubahan Berat Badan dan Remisi Diabetes

Selama median tindak lanjut 7,9 tahun, dilaporkan sebanyak 6,1% peserta mencapai remisi diabetes. Tingkat insiden kasar remisi diabetes adalah 7,8 per 1.000 orang-tahun, dengan sebagian besar kejadian remisi terjadi dalam 5 tahun pertama tindak lanjut.

Penurunan berat badan yang lebih besar dikaitkan dengan proporsi yang lebih tinggi dari remisi diabetes, yakni:

  • Sebesar 14,4% di antara pasien yang kehilangan ≥10% berat badan
  • Sebesar 9,9% pada pasien dengan penurunan 5-9,9% berat badan
  • Sebesar 6,5% pada pasien dengan penurunan 0-4,9% berat badan
  • Sebesar 4,5% di antara pasien yang mengalami peningkatan berat badan

Analisis statistik menunjukkan hubungan non-linier antara perubahan berat badan 1 tahun dan remisi diabetes, di mana penurunan berat badan yang lebih besar secara signifikan meningkatkan peluang remisi diabetes.

Perubahan Berat Badan dan Kembalinya Hiperglikemia:

Selama median tindak lanjut 3,1 tahun setelah remisi diabetes, 67,2% peserta yang mencapai remisi kembali mengalami hiperglikemia, dengan tingkat insiden kasar 184,8 per 1.000 orang-tahun. Sebanyak 99,9% dari mereka yang mengalami remisi diabetes memiliki setidaknya satu pengukuran HbA1c valid selama tindak lanjut.

Penurunan berat badan yang lebih besar setelah diagnosis diabetes dikaitkan dengan penurunan risiko kembali ke hiperglikemia. Dibandingkan dengan pasien yang mengalami peningkatan berat badan, HR untuk kembali ke hiperglikemia adalah 0,52 untuk pasien yang kehilangan ≥10% berat badan, serta 0,78 untuk penurunan 5-9,9% berat badan dan 0,90 untuk penurunan 0-4,9% berat badan.

Remisi Diabetes dan Risiko Mortalitas

Selama median tindak lanjut 7,9 tahun untuk mortalitas, tercatat 2.163 kematian, dengan 785 kematian akibat kanker, 341 akibat penyakit kardiovaskular, dan 383 akibat pneumonia. Orang yang mengalami remisi diabetes memiliki risiko mortalitas segala sebab yang secara signifikan lebih rendah (HR: 0,69) dibandingkan dengan mereka yang tidak mencapai remisi diabetes.

Kelebihan Penelitian

Salah satu kelebihan utama penelitian ini adalah penggunaan sumber data yang komprehensif. Penelitian ini menggunakan data dari sistem Rekam Medis Elektronik (EMR) Otoritas Rumah Sakit Hong Kong yang mencakup sebagian besar populasi diabetes di Hong Kong. Ini memberikan cakupan yang luas dan representatif serta data yang sangat detail mengenai kondisi kesehatan pasien dan penggunaan obat-obatan.

Dari segi metode, studi ini mengikuti pedoman Strengthening the Reporting of Observational Studies in Epidemiology (STROBE), yang memastikan bahwa metodologi dan pelaporan hasilnya mematuhi standar yang tinggi dalam penelitian observasional. Selain itu, penelitian ini melibatkan 37,326 peserta dengan periode follow-up median selama 7,9 tahun, sehingga memungkinkan peneliti untuk mengamati hasil jangka panjang dan pola yang lebih jelas terkait remisi diabetes dan perubahan berat badan.

Dari segi analisis statistik, penggunaan Cox proportional-hazards regression models untuk menghitung HR dan penggunaan multiple imputation by chained equations (MICE) untuk menangani data yang hilang adalah metode yang kuat dan valid dalam analisis data.

Limitasi Penelitian

Meskipun data pada penelitian ini mencakup sebagian besar populasi diabetes di Hong Kong, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat digeneralisasikan ke populasi lain dengan karakteristik demografi dan sistem kesehatan yang berbeda, termasuk di negara dengan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang berbeda seperti Indonesia.

Selain itu, karena ini adalah studi observasional, terdapat keterbatasan dalam menarik kesimpulan sebab-akibat. Meskipun asosiasi yang ditemukan kuat, tidak dapat dipastikan bahwa perubahan berat badan secara langsung menyebabkan remisi diabetes tanpa adanya uji klinis acak terkontrol.

Data perubahan berat badan dan pengukuran lain dalam studi ini juga bergantung pada rekam medis rutin, yang mungkin tidak seakurat pengukuran yang dilakukan dalam konteks penelitian yang lebih terkendali. Ditambah lagi, ada banyak faktor potensial lain yang mungkin mempengaruhi hasil, seperti tingkat aktivitas fisik, pola makan, dan faktor genetik, yang tidak diukur atau tidak sepenuhnya dikendalikan dalam studi ini.

Aplikasi Penelitian di Indonesia

Terlepas dari keterbatasannya, studi ini dapat diaplikasikan di Indonesia mengingat jumlah kasus diabetes di Indonesia yang masih tinggi. Secara garis besar, penelitian ini mengindikasikan bahwa penurunan berat badan setelah diagnosis diabetes tipe 2 akan meningkatkan peluang remisi diabetes, di mana penurunan berat badan yang lebih besar dikaitkan dengan probabilitas remisi yang lebih tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa manajemen berat badan harus menjadi komponen kunci dalam pengelolaan diabetes tipe 2, karena upaya untuk mengurangi berat badan tidak hanya dapat membantu mengendalikan kadar gula darah tetapi juga berpotensi menghentikan progresi penyakit dan mengurangi risiko komplikasi dan kematian.

Referensi