Diagnosis Divertikulum Meckel
Diagnosis divertikulum Meckel sering terlewatkan karena sebagian besar kasus asimtomatik hingga muncul komplikasi. Diagnosis divertikulum Meckel biasanya baru dipertimbangkan setelah diagnosis banding lain tereksklusi.
Manifestasi klinis divertikulum Meckel simtomatik tidak spesifik, tergantung pada komplikasi yang muncul. Diagnosis definitif divertikulum Meckel ditegakkan jika divertikulum Meckel teridentifikasi pada pemeriksaan radiologi atau ditemukan secara insidental pada saat operasi.[1,2,7]
Anamnesis
Divertikulum Meckel sering asimtomatik, sehingga pasien tidak menyadari memiliki kelainan tersebut. Divertikulum Meckel asimtomatik biasanya baru ditemukan secara insidental pada pemeriksaan penunjang atau saat sedang dilakukan laparotomi akibat penyakit lain.[1,2,7]
Divertikulum Meckel simtomatik hanya terjadi pada 4-6% kasus dan biasanya gejala muncul karena sudah terjadi komplikasi, sehingga manifestasi klinis yang muncul lebih merupakan manifestasi dari komplikasi yang terjadi. Gejala yang dapat muncul dan dikeluhkan pasien antara lain perdarahan saluran cerna bawah dan gejala akut abdomen yang berkaitan dengan obstruksi, inflamasi, dan perforasi intestinal. Perdarahan saluran cerna bawah lebih banyak ditemukan pada pasien anak, sedangkan gejala akut abdomen lebih banyak ditemukan pada pasien dewasa.[1-3,7]
Pada prinsipnya, divertikulum Meckel perlu dicurigai pada:
- Anak-anak, terutama <10 tahun, dengan perdarahan intestinal bawah yang tidak nyeri, tanpa tanda atau gejala gastroenteritis ataupun inflammatory bowel disease
- Pasien dewasa, terutama usia <40 tahun, dengan perdarahan intestinal namun tidak diketahui sumber perdarahannya dengan pemeriksaan endoskopi standar, kolonoskopi, computed tomography (CT) angiografi, ataupun scanning
- Pasien anak dan dewasa dengan intususepsi (berulang atau atipikal)
- Muncul gejala appendicitis akut pada pasien dengan riwayat apendektomi[1,2,7]
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan saluran cerna bawah akut terjadi pada divertikulum Meckel dengan mukosa gaster ektopik, di mana asam yang dihasilkannya menyebabkan ulserasi mukosa dan erosi langsung pada pembuluh darah. Perdarahan lebih sering ditemukan pada anak usia <2 tahun.
Gejala tipikal yang umumnya dikeluhkan pasien yaitu perdarahan rektum yang tidak nyeri. Perdarahan rektum dideskripsikan sebagai hematochezia pada pasien anak, atau melena pada pasien dewasa. Pasien biasanya mengeluhkan warna feses merah terang pada hematochezia, atau warna feses gelap seperti tar pada melena.
Hematochezia pada pasien anak muncul secara mendadak, berulang, dengan derajat ringan hingga masif. Pasien dapat mengeluhkan kelelahan akibat anemia, dan riwayat mengalami episode perdarahan intestinal yang dapat sembuh sendiri (self-limiting) namun berulang (intermittent).[1-3,7]
Akut Abdomen
Gejala akut abdomen dapat muncul pada divertikulum Meckel dengan komplikasi obstruksi, inflamasi, atau perforasi intestinal. Pada divertikulum Meckel dengan obstruksi, akan ditemukan gejala obstruksi usus halus pada umumnya seperti nyeri abdomen, distensi abdomen, obstipasi, mual, dan bilious vomiting.
Inflamasi dan perforasi divertikulum Meckel atau usus sekitarnya juga dapat menimbulkan nyeri abdomen atau bahkan gejala peritonitis. Pasien dengan divertikulitis Meckel dapat mengeluh nyeri kram abdomen hilang timbul di area periumbilikus yang dapat menjalar ke kuadran kanan bawah.[2,3]
Pemeriksaan Fisik
Tidak ada pemeriksaan fisik yang spesifik untuk divertikulum Meckel. Tanda-tanda fisik dapat diperiksa jika sudah terjadi komplikasi pada divertikulum Meckel sehingga temuan pemeriksaan fisik lebih menunjukkan adanya komplikasi pada divertikulum Meckel.[2,3]
Banyaknya Perdarahan dan Status Hemodinamik
Pada pasien dengan perdarahan rektum, perlu dinilai banyaknya darah yang hilang pada feses dan kondisi hemodinamik pasien. Anemia akut hingga syok dapat terjadi pada perdarahan masif. Takikardia, konjungtiva pucat, dan hipotensi ortostatik dapat menjadi tanda awal syok.[2,3]
Tanda Obstruksi
Pada pasien dengan komplikasi obstruksi intestinal dapat ditemukan distensi abdomen, bunyi usus hipoaktif atau hiperaktif, dan nyeri tekan pada palpasi abdomen. Lokasi nyeri tekan abdomen bergantung pada lokasi divertikulum Meckel, namun umumnya ditemukan di midline abdomen.
Pada kasus intususepsi, dapat ditemukan benjolan yang terpalpasi di abdomen bawah serta feses seperti jeli kismis. Jika divertikulum Meckel tidak segera terdiagnosis, obstruksi intestinal dapat berprogresi menjadi infark atau iskemi intestinal dengan manifestasi tanda akut peritoneal dan perdarahan intestinal bawah.[2,3]
Diagnosis Banding
Divertikulum Meckel seringkali bukanlah diagnosis yang pertama dipertimbangkan dalam diagnosis banding keluhan abdomen. Diagnosis divertikulum Meckel biasanya baru dipertimbangkan setelah diagnosis banding lain tereksklusi. Diagnosis divertikulum Meckel simtomatik atau dengan komplikasi sulit dikonfirmasi dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, ataupun pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan radiologi dapat membantu diagnosis divertikulum Meckel.[2,4]
Appendicitis
Nyeri pada appendicitis biasanya terlokalisasi di daerah periumbilikal atau kuadran kanan bawah, sedangkan divertikulum Meckel cenderung menyebabkan nyeri di daerah umbilikus. Pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan abdomen dapat membantu membedakan keduanya.[1-4]
Gastroenteritis
Gejala seperti mual, muntah, diare, dan demam dapat terjadi pada kedua kondisi ini. Namun, pada divertikulum Meckel, gejala ini biasanya tidak seberat pada gastroenteritis. Selain itu, perdarahan gastrointestinal jarang terjadi pada gastroenteritis. Pemeriksaan penunjang seperti endoskopi atau pemeriksaan darah feses untuk melihat adanya darah dalam tinja dapat membantu membedakan keduanya.[1-4]
Obstruksi Usus Halus
Baik divertikulum Meckel maupun obstruksi usus halus dapat menyebabkan gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, dan distensi abdomen. Pembedaan klinisnya mungkin sulit, tetapi pemeriksaan penunjang seperti CT scan abdomen atau fluoroskopi usus halus dapat membantu membedakan keduanya.[1-4]
Tumor Gastrointestinal
Tumor pada usus halus seperti polip, lipoma, atau karsinoid juga dapat menjadi diagnosis banding untuk divertikulum Meckel. Pembedaan klinisnya bergantung pada karakteristik dari masing-masing tumor, seperti gambaran endoskopi atau hasil biopsi jaringan. Pemeriksaan penunjang seperti CT scan atau MRI abdomen juga dapat membantu dalam mendiagnosis tumor gastrointestinal.[1-4]
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis divertikulum Meckel tanpa komplikasi sulit ditegakkan, terutama jika tidak muncul perdarahan intestinal. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi kecurigaan klinis divertikulum Meckel.[1,3,7]
Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi dan kolonoskopi biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan awal untuk mengidentifikasi sumber perdarahan gastrointestinal. Double-balloon enteroscopy (DBE) dapat digunakan untuk mendiagnosis divertikulum Meckel dengan perdarahan dan membantu reseksi bedah invasif minimal.
DBE dapat memvisualisasi langsung lumen intestinal bagian distal sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi sumber perdarahan. DBE tidak dapat memvisualisasi traktus gastrointestinal bagian atas sehingga DBE tidak digunakan secara rutin sebagai pemeriksaan awal perdarahan gastrointestinal pada pasien dengan feses berwarna merah marun atau melena berat.
Saat ini telah digunakan teknologi endoskopi baru yaitu endoskopi kapsul nirkabel, yang dapat mengidentifikasi divertikulum Meckel terutama jika endoskopi dan kolonoskopi konvensional gagal mendeteksi sumber perdarahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien dewasa maupun anak. Pada endoskopi kapsul nirkabel akan nampak tanda double-lumen, pintu masuk divertikulum, atau ulserasi.[1-3,7]
Rontgen Abdomen
Rontgen abdomen dapat menunjukkan tanda non-spesifik obstruksi intestinal, perforasi intestinal, dan enterolith. Tanda non-spesifik obstruksi intestinal yaitu ileus atau gambaran air-fluid levels seperti anak tangga. Pada perforasi intestinal, akan nampak udara di bawah diafragma yang dapat terlihat lebih jelas dengan rontgen toraks posisi berdiri. Enterolith dapat terlihat pada abdomen bawah namun tidak dapat menunjukkan lokasi divertikulum Meckel.[2,3]
Pemeriksaan Barium
Pada pemeriksaan barium, divertikulum Meckel akan nampak sebagai kantong buntu pada sisi antimesenterik ileum distal dengan karakteristik pola lipatan triradiate, plateu triangular mukosa, atau pola lipatan gaster pada kasus yang lebih jarang. Enema barium dapat dilakukan jika dicurigai intususepsi. Tumor pada divertikulum dapat dicurigai jika ada defek pengisian (filling defect).
Teknik enteroklisis dapat dilakukan untuk mendeteksi divertikulum Meckel. Enteroklisis menggunakan infus kontinu barium dengan kompresi pada lengkung ileum dan fluoroskopi berkala untuk mendeteksi divertikulum Meckel. Jika campuran barium terlalu padat dan pola lipatan tidak tervisualisasi, sodium karboksimetilselulosa dapat digunakan sebagai medium kontras.[3,5]
Pemeriksaan barium memiliki sensitivitas yang rendah. Hasil negatif palsu sering terjadi akibat pengosongan kontras pada divertikulum yang terlalu cepat, pengisian kontras pada divertikulum tidak optimal akibat ada oklusi atau penyempitan pintu divertikulum, atau divertikulum tidak nampak karena tertutup lengkung usus halus yang terisi kontras. Seiring perkembangan teknologi, pemeriksaan barium tradisional telah banyak ditinggalkan dan digantikan dengan pemeriksaan radiologi lain.[2,3]
Meckel Scan
Meckel scan merupakan pemeriksaan kedokteran nuklir dengan teknik scan radioisotop menggunakan technetium-99m pertechnetate yang memiliki afinitas kuat terhadap mukosa gaster. Meckel scan hanya sensitif pada divertikulum Meckel dengan mukosa gaster ektopik. Divertikulum Meckel dengan sedikit atau tanpa mukosa gaster tidak dapat tervisualisasi dengan Meckel scan.[1,2,7]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak spesifik untuk mendiagnosis divertikulum Meckel, namun dapat dilakukan pada pasien dengan gejala perdarahan gastrointestinal. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, gula darah, blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, skrining koagulasi, golongan darah, uji silang serasi, dan pemeriksaan feses makroskopis.
Hasil pemeriksaan darah dapat menunjukkan hipovolemi atau anemia, tetapi tidak dapat membedakan divertikulum Meckel dari penyakit lain sebagai penyebab perdarahan intestinal.[2,3]
Tagged Red Blood Cell (RBC) Scan
Tagged RBC scan dilakukan untuk mengidentifikasi sumber perdarahan intestinal pada pasien dengan perdarahan aktif ≥ 0,1 ml/menit. Tagged RBC scan dilakukan dengan mengambil 99m-Tc sel darah merah pasien dan menginjeksikannya kembali pada pasien, kemudian dilakukan scan abdomen untuk mendeteksi sumber perdarahan.[1,3,7]
Arteriografi Mesenterium
Arteriografi mesenterium diindikasikan pada perdarahan intestinal akut terutama jika perdarahan aktif atau masif >0,5 ml/menit. Arteriografi mesenterium dapat dilakukan jika hasil Meckel scan atau pemeriksaan barium negatif.
Diagnosis divertikulum Meckel dapat ditegakkan berdasarkan temuan anomali cabang arteri mesenterika superior yang memperdarahi divertikulum. Arteri tersebut panjang, tidak bercabang, dan melewati mesenterium hingga kuadran kanan bawah di mana ujungnya terdapat beberapa pembuluh darah iregular yang kecil.
Temuan ekstravasasi kontras aktif pada pasien dengan perdarahan aktif juga dapat mengkonfirmasi adanya divertikulum Meckel. Perlu diperhatikan bahwa suplai arteri yang baik tidak selalu ditemukan pada divertikulum Meckel, sehingga arteriografi tidak selalu dapat diandalkan.[1,2,7]
Ultrasonografi (USG)
USG dapat digunakan untuk mendeteksi komplikasi pada divertikulum Meckel terutama komplikasi anatomi, dengan angka keberhasilan deteksi sebesar 15,5%. Temuan USG tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan appendicitis.
Adanya obstruksi pada divertikulum Meckel dapat terlihat sebagai kantung terisi cairan di distal usus halus. Adanya intususepsi juga dapat terlihat dengan USG, namun USG tidak dapat menentukan apakah intususepsi disebabkan oleh divertikulum Meckel atau bukan.[2,3]
Computed Tomography (CT) Abdomen
CT abdominopelvis dengan kontras dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab obstruksi, inflamasi, atau perforasi intestinal; menyingkirkan diagnosis banding lain, dan untuk memandu tindakan bedah. Divertikulum Meckel asimtomatik atau dengan perdarahan jarang teridentifikasi pada CT abdomen.[1,2]
Pada CT abdomen, divertikulum Meckel tanpa inflamasi sulit dibedakan dengan lengkung usus halus normal, sedangkan divertikula dengan inflamasi akut (divertikulitis) akan terlihat sebagai kantung buntu di distal usus halus dan seringkali disertai penebalan dinding usus oleh lemak peridivertikular. Lemak peritoneal yang cukup dapat membantu visualisasi divertikulum.[2,3]
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magnetic resonance enterography (MRE) digunakan untuk memvisualisasi divertikulum Meckel pada pasien dewasa dengan perdarahan intestinal jika pemeriksaan radiologi lainnya gagal mendeteksi sumber perdarahan. MRI juga dapat digunakan untuk mendeteksi divertikulum Meckel yang inflamasi, terutama pada pasien anak.[3,6]
Single-Photon Emission Computed Tomography/Computed Tomography (SPECT/CT) Scanning
Hybrid SPECT/CT scanning digunakan jika hasil Meckel scan ambigu atau tidak dapat disimpulkan. SPECT/CT scanning dapat mendeteksi lokasi mukosa gaster ektopik secara tepat. Pada divertikulum Meckel dengan komplikasi, SPECT/CT scanning dapat meningkatkan kemungkinan temuan divertikulum Meckel pre-operasi.[3,5]
Laparoskopi Diagnostik
Pada kasus perdarahan intestinal dengan hasil pemeriksaan radiologi diagnostik inkonklusif atau kondisi hemodinamik pasien tidak stabil, maka laparotomi atau laparoskopi diindikasikan untuk menentukan apakah divertikulum Meckel merupakan sumber perdarahan.
Pada laparoskopi, divertikulum Meckel akan nampak seperti bayangan bulat, putih, halus pada batas antimesenterik dari ileum, sekitar 50 cm di proksimal katup ileosekal. Laparoskopi diagnostik tidak direkomendasikan untuk divertikulum Meckel dengan obstruksi intestinal karena sulit menemukan pneumoperitoneum.[1,4,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Krisandryka Wijaya