Edukasi dan Promosi Kesehatan Ileus Obstruktif
Edukasi dan promosi kesehatan tentang ileus obstruktif perlu menekankan pentingnya penanganan segera untuk mencegah komplikasi seperti perforasi usus, peritonitis, dan syok sepsis. Opsi terapi yang ada, baik terapi secara nonbedah maupun bedah, perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarganya.
Edukasi Pasien
Pasien perlu mendapatkan penjelasan bahwa pada kondisi ileus obstruktif, terjadi suatu hambatan dalam saluran pencernaan, sehingga makanan, cairan, dan udara terjebak di dalam saluran pencernaan. Hal ini memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi pada saluran pencernaan, misalnya perforasi usus, peritonitis, maupun syok sepsis. Pasien dan keluarga perlu memahami bahwa terapi tidak boleh ditunda, baik terapi nonbedah maupun bedah sesuai indikasi masing-masing pasien.[1-3]
Dokter juga perlu menjelaskan penyebab kondisi tersebut, misalnya adhesi, keganasan, atau hernia. Opsi tata laksana dijelaskan sesuai dengan penyebab setiap kasus dan seberapa parah sumbatan yang terjadi (apakah parsial atau komplit).[1-3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Salah satu penyebab umum ileus obstruktif adalah adhesi usus yang disebabkan oleh pembedahan sebelumnya. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan meminimalkan trauma saat pembedahan. Menurut literatur, tindakan laparoskopi dapat mengurangi risiko adhesi dibandingkan open surgery.[1-3]
Kanker kolorektal juga merupakan salah satu penyebab umum ileus obstruktif pada lansia. Oleh karena itu, dokter dapat menganjurkan skrining pada pasien yang berisiko kanker kolorektal. Perubahan gaya hidup yang dapat disarankan adalah mengkonsumsi sayur dan buah yang cukup, berolahraga, dan mengurangi konsumsi alkohol.[18]
Pasien lansia juga perlu diberi informasi mengenai tanda dan gejala kanker kolorektal yang mencakup: perubahan kebiasaan BAB seperti diare atau konstipasi, adanya darah pada tinja, nyeri atau kram perut yang tidak membaik, dan penurunan berat badan yang mendadak serta tidak dapat dijelaskan. Informasikan juga tentang tanda-tanda anemia defisiensi besi yang menimbulkan kelelahan, kelemahan dan pucat.[18]
Penulisan pertama oleh: dr. Amelia Febrina