Pendahuluan Hipopigmentasi Pascainflamasi
Hipopigmentasi pascainflamasi merupakan suatu kondisi hilangnya pigmentasi kulit akibat inflamasi, seperti tinea versikolor, dermatitis atopik, pitiriasis alba, psoriasis, atau trauma. Hilangnya pigmen kulit ini dapat parsial atau total, tergantung derajat beratnya inflamasi.
Mekanisme dan patogenesis hipopigmentasi pascainflamasi berhubungan dengan penurunan melanogenesis. Melanosit dapat bereaksi normal, menurun, atau meningkatkan produksi melanin sebagai respon inflamasi di kulit. Hal ini berbeda dengan depigmentasi, dimana tidak adanya melanin karena hilangnya melanosit.[1,2,12,13]
Pemeriksaan fisik kulit di bawah lampu Wood dapat memperjelas lesi dan membantu membedakan hipopigmentasi dengan kondisi depigmentasi atau kehilangan total pigmen kulit, seperti yang terjadi pada vitiligo. Pemeriksaan ini juga harus dapat menyingkirkan diagnosis banding lain, seperti tinea versicolor.
Manajemen utama hipopigmentasi pascainflamasi adalah identifikasi penyebab inflamasi dan tata laksana penyebabnya. Selain itu, kortikosteroid topikal dikombinasi dengan tar atau calcineurin inhibitor, seperti krim pimecrolimus 1%, dapat digunakan untuk penatalaksanaan hipopigmentasi pascainflamasi. Pajanan sinar matahari, atau sinar UVB, dapat membantu repigmentasi pada area yang terkena.[1,2,13]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli