Pendahuluan Ingrown nails
Ingrown nails atau onychocryptosis adalah kondisi dimana lempeng kuku tumbuh ke dalam kulit periungual dan menyebabkan peradangan dan infeksi. Kondisi ingrown nails lebih sering terjadi pada ibu jari dan lebih banyak ditemukan pada usia remaja dan dewasa muda.
Munculnya ingrown nails dipengaruhi berbagai faktor, termasuk teknik perawatan kuku seperti pemotongan lempeng kuku lateral yang berlebihan atau tidak tepat. Ingrown nails juga bisa terjadi akibat trauma jari kaki yang berulang, misalnya pada atlet yang sering berlari atau menendang. Faktor lain yang mempengaruhi mencakup cedera kuku yang tidak disengaja, memakai alas kaki yang terlalu sempit, dan berkurangnya kemampuan untuk merawat kuku.[1,2]
Diagnosis ingrown nails merupakan diagnosis klinis. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan. Pasien bisa mengeluhkan nyeri pada jari yang terkena, disertai adanya bau tidak sedap pada kuku yang terpengaruh. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan tanda inflamasi, serta granulasi kronik dan hipertrofi nail fold pada kasus yang berulang.[3]
Perawatan konservatif diindikasikan pada kasus derajat ringan atau sedang. Pada kasus derajat berat, pembedahan lebih disukai. Pembedahan yang dapat dilakukan antara lain partial nail avulsion (prosedur Ross), wedge excision, total nail avulsion, rotational flap technique of the nail fold, atau eksisi nail fold radikal (prosedur Vandenbos). Indikasi pembedahan mencakup adanya infeksi sekunder, onychogryphosis, dan paronychia kronis atau berulang.
Kontraindikasi pembedahan mencakup alergi terhadap anestesi lokal atau bahan kimia lain yang digunakan dalam prosedur, peripheral artery disease, pasien yang tidak kooperatif, atau diatesis perdarahan yang diketahui. Kontraindikasi relatif mencakup diabetes melitus yang tidak terkontrol dan paparan fenol pada kehamilan. Antibiotik oral tidak dianjurkan kecuali ada bukti selulitis.[1-3]